RADARSEMARANG.COM, Temanggung – PT. Djarum beralasan lesunya penyerapan tembakau dari petani karena adanya kendala dalam sistem pembelian. Yaitu berhubungan dengan sistem integrasi dari para petani terkait masalah perpajakan.
“Jadi pembelian tidak bisa dilakukan dengan transaksi biasa. Karena kalau petani ndak bayar pajak, trader-nya yang kena pajak. Itu bagian dari kendala (sistem) tadi,” kata Manager Senior PT Djarum Iskandar usai koordinasi percepatan pembelian tembakau di ruang Gajah kantor Bupati Temanggung kemarin.
Namun demikian, Iskandar mengaku saat ini sistem pembelian sudah diperbaiki. Sehingga pembelian tembakau Temanggung sudah mulai dilakukan. Dari 11 trader Djarum yang ada di Kabupaten Temanggung, hanya 3 yang pembeliannya masih lesu.
Ketika disinggung terkait kuota dan harga penyerapan tembakau, Djarum menyampaikan akan melakukan penyerapan 4.000 ton pada panen raya tahun ini. Sementara untuk harga, ia tidak menyebut besaran pastinya.
“Walaupun perusahaan besar, kami tetap punya target dan anggaran. Kita tidak akan membeli tembakau yang tidak sesuai dengan nilainya. Jadi kita akan membeli harga sesuai kualitasnya. Pembelian akan terus dilakukan sampai kebutuhan kita terpenuhi,” jawabnya diplomatis.
Sementara itu, Bupati Temanggung HM Al Khadziq berharap agar penyerapan yang dilakukan Djarum bisa dilakukan dengan cepat dan harga yang layak. Agar tidak mengakibatkan kerugian petani jika terus menahan barangnya.
“Insyallah dalam minggu-minggu ini pembelian sudah mulai kencang. Kami sampaikan bahwa situasi sekarang antara pabrik dengan petani saling menahan diri sehingga transaksinya agak lesu. Jangan sampai tahan-menahan ini mengorbankan salah satu pihak,”harapnya. (nan/lis)