RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Untuk mengantisipasi ledakan kasus Covid-19, Pemkab Temanggung akan mendirikan rumah sakit darurat. Upaya ini menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
Bupati Temanggung HM Al Khadziq mengatakan pihaknya telah menyiapkan skenario-skenario jika kondisi semakin memburuk dengan jumlah pasien yang terus bertambah. Yakni menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit.
“Skenarionya jika kondisi semakin memburuk, RSUD harus siap 100 persen menjadi rumah sakit covid. Kalau itu masih tidak cukup, kita siapkan Gedung Pemuda jadi rumah sakit darurat. Bahkan kalau masih kurang, Wisma Atlet pun bisa kita pakai jadi rumah sakit darurat,” katanya.
Untuk membuat rumah sakit darurat, membutuhkan sarana prasarana kedokteran dan alat-alat medis yang mendukung. Maka Pemkab Temanggung bekerja sama dengan Pemprov dan Dinkes Provinsi.
“Kita sudah mintakan ke Pak Gubernur dan Dinas Kesehatan Provinsi terkait bantuan-bantuan peralatan yang dibutuhkan untuk penambahan tempat tidur. Kemungkinan-kemungkna untuk membuat seratus persen RSUD jadi rumah sakit covid,” pungkasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi langkah-langkah Pemkab Temanggung dalam penanganan Covid-19. Baik dari sisi vaksinasi, tracing dan pembuatan tempat isolasi terpusat. Termasuk skenario pembuatan rumah sakit darurat. Pihaknya mengaku siap membantu mempersiapkan RS darurat tersebut.
“Skenario paling buruk sudah disiapkan, saya suka itu. Bahkan untuk kamar-kamar ICU juga sudah disiapkan. Kemudian saya nitip dua hal. Satu, untuk oksigen mesti ada PIC yang berjaga. Kedua, dari sisi rumah sakit harus siap, memang problemnya di oksigen,”ujarnya ketika berkunjung ke tempat isolasi terpusat di BLK Temanggung kemarin (15/7). Pihaknya mengapresiasi manajemen yang bagus dalam penanganan kasus Covid-19.
Terkait PPKM darurat, Ganjar menyebutkan mobilitas warga mulai membaik.
Perbaikan mobilitas tersebut dilihat dari angka penularan Covid-19 di beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah mengalami penurunan. Bahkan status zona hitam maupun merah, kini sudah berubah menjadi zona kuning.
“Kalau kita lihat dari pergerakkannya masih dinamis. Kemarin banyak daerah dari hitam ke merah, merah ke kuning, berarti pergerakan mobilitasnya berkurang,” imbuhnya.
Menurut Ganjar Pranowo, efektifitas dalam memberikan berbagai pembatasan menjadi kunci dalam penanganan pandemi Covid-19. Karena masyarakat mempunyai peran penting dalam pengendalian penyebaran dan penularan Covid-19 di Jawa Tengah. (nan/lis)