RADARSEMARANG.COM, Temanggung – Seiring berkembangnya industri kopi di Indonesia membuat kebutuhan alat proses pascapanen meningkat. Seperti mesin penyangrai atau roasting.
Hal itulah yang menjadi insiprasi Retnawan, warga Dusun Mangunan, Desa Kebonsari, Kecamatran Wonoboyo untuk memproduksi mesin sangrai kopi atau roaster. Lantas ia dirikan Abi Coffee Roasting (ACR) “Awalnya saya membuat usaha modifikasi motor. Kemudian kembali di Temanggung. Melihat di sini banyak kopi, akhirnya saya memutuskan untuk membuat mesin roaster,” katanya.
Berkat usahanya, dalam sebulan Retnawan mampu meraup keuntungan hingga belasan juta rupiah. Menurutnya, pada 2016 dia memulai usaha membuat mesin sangrai kopi atau roaster secara otodidak. Karena permintaan pasar yang tinggi, kini ia dibantu 13 karyawan harus menyelesaikan 4 hingga 5 unit mesin roaster pesanan konsumen setiap bulan. “Kalau sebelum pandemi bahkan bisa 5 sampai 6 mesin,” terangnya.
Retnawan mengaku, mesin roaster hasil karyanya sudah dipesan hampir ke seluruh Indonesia. Bahkan, ia juga menerima permintaan dari luar negeri. “Permintaan dari luar negeri memang ada, cuma kendalanya ada di ongkos kirimnya. Kalau dihitung-hitung, ongkos kirimnya lebih mahal daripada harga mesinnya. Jadi belum bisa saya penuhi,” akunya.
Selain mesin roasting, Retnawan juga memproduksi booler, grindrer serta alat-alat pemrosesan kopi lainnya. Beberapa pelaku kopi mengaku puas dengan hasil karya pria lulusan SMK tersebut. Selain hasil kulaitas kopi yang bagus, harganya sangat terjangkau.
Mesin dengan kapasitas satu kilogram dijual dengan harga Rp 9,5 juta. Sedangkan kapasitas lima kg dan sepuluh kg dibandrol dengan harga Rp 70 juta dan Rp 120 juta. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan mesin yang dijual di pasaran. Dengan kualitas dan kapasitas sama dijual dengan harga Rp 180 juta.
“Karya dari ACR ini cukup bagus. Kopi yang dihasilkan lebih enak. Selain itu harganya sangat terjangkau,” kata Setyo Wuwuh, salah seorang pegiat kopi. (nan/lis)