RADARSEMARANG.COM, TEMANGGUNG- Di awal tahun 2020 ini bencana longsor mulai menyerang sejumlah wilayah Kabupaten Temanggung. Sebuah tebing di Dusun Gedawung Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat runtuh dan menimpa sebuah rumah. Penghuni rumah, Daryanto, 60 beserta keluarga harus mengungsi.
“Untuk sementara waktu korban harus mengungsi karena tebing yang berada di belakang rumahnya berpotensi muncul longsor susulan,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi.
Disebutkan olehnya tebing setinggi 7 meter dan panjang 10 meter tersebut mampu menjebol dinding berukuran 4 meter dan menimbulkan kerugian sekitar Rp 14 juta. “Sementara untuk korban jiwa nihil. Tapi yang mengungsi ada dua orang,” bebernya.
Selain itu kejadian serupa juga terjadi di Desa Kalimanggis Kecamatan Kaloran. Di Desa tersebut ada dua titik longsor akibat diguyur hujan, yakni Dusun Jagang dan Dusun Kalisat. “Lokasi longsor tepat berada di sisi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Temanggung dengan Semarang via Sumowono. Volume talud panjang 15 meter dan tinggi 6 meter,” ucapnya.
Namun tebing yang berda di sisi jalan provinsi tersebut masih berpotensi longsor kembali jika hujan turun. “Ada tiga rumah yng terdampak longsor tersebut yakni milik Heru Salim, 42, Mukadi, 67, dan Turyanto 62. Namun tidak ada kerugian jiwa maupun materiil dalam kejadian tersebut,” tuturnya.
Sedangkan longsor di Dusun Kalisat terjadi di belakang Vihara Akalika Dhama dan samping masjid Dusun Kalisat. “Longsor memiliki lebar 10 meter dan tinggi 18 meter itu sempat menutupi akses jalan kampung Dusun Kalisat ke Dusun Semanding namun semuanya telah teratasi,” bebernya.
Dalam kesempatan tersebut Gito juga mengimbau kepada masyarakat yang rumahnya berada di titik rawan longsor untuk berhati-hati. Mengingat saat ini telah masuk musim hujan. “Yang tinggal di bawah tebing saya minta untuk waspada saat turun hujan,” jelasnyanya. (tbh/ton)