RADARSEMARANG.COM, TEMANGGUNG – Sendratari kolosal bertajuk “Jejak Kejayaan Bumi Perdikan” memeriahkan puncak HUT ke-185 Kabupaten Temanggung Sabtu (16/11/) malam. Sendratari tersebut terbagi dalam empat episode. Yakni era Mataram Kuna, Mataram Islam, kolonial, dan era kemerdekaan dan zaman milenial saat ini.
Para penonton sejak sore sudah mendatangi venue acara yakni di jalan antara terminal lama sampai ke depan kompeks setda Kabupaten Temanggung. Warga menyaksikan dari kanan kiri trotoar yang dibatasi oleh pagar.
“Sendratari Kejayaan Bumi Perdikan menceritakan kisah kejayaan Temanggung dari masa ke masa. Mulai dari era Mataram Kuna, Mataram Islam, kolonial, dan era kemerdekaan, serta Temanggung masa kini,” ungkap Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Temanggung Didik Nuryanto.
Menurutnya, sedikitnya 1.560 penari yang terlibat dalam acara Temanggung Night Carnival yang juga diikuti oleh sejumlah kelompok seni dari luar daerah. “Ada tiga kelompok seni yang merupakan tamu dari luar daerah, yakni soreng dari Magelang, badui dari Sleman dan dolalak dari Purworejo. Ditambah dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung,” terangnya.
Sementara itu Bupati Temanggung HM Al Khadziq mengungkapkan puncak perayaan HUT Temanggung adalah panggung rakyat dan Temanggung Night Carnival. Panggung rakyat digelar Jumat (15/11) berkonsep hiburan untuk anak muda berupa pertunjukan musik band dengan menampilkan musisi-musisi asli Temanggung.
“Kalau Temanggung Night Carnival parade seni budaya yang menampilkan seniman, budayawan turun ke jalan menampilkan kesenian berupa tari garapan dan koreografi. Jadi ini menjadi wahananya para seniman dan budayawan untuk bersenang-senang di HUT Temanggung ke-185 tahun,” bebernya. (tbh/lis)