RADARSEMARANG.COM, TEMANGGUNG-Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengunjungi posko pemadaman kebakaran Gunung Sumbing di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Temanggung, Senin (23/9). Dalam kunjungan tersebut, jenderal bintang dua itu mendapat sejumlah keluhan dari para relawan dalam memadamkan api yang terjadi sejak dua hari terakhir ini.
“Kedatangan saya hari ini tentu ingin berjumpa langsung dengan kawan-kawan yang berusaha memadamkan api dalam dua hari terakhir ini, serta memastikan kondisi kesehatan mereka,” ucap Rycko.
Selain itu, dirinya juga ingin mendengar langsung tentang kesulitan-kesulitan dalam penanganan bencana kebakaran hutan itu, baik kesulitan teknis, koordinasi maupun kesulitan lainnya.
“Kami sudah identifikasi, dan kami bagi tugas untuk kebutuhannya. Saya beri waktu kepada kapolres, dandim, BPBD, kajari untuk menyelesaikan dalam waktu dua hari,” tuturnya.
Menurutnya, segala permasalahan dan kebutuhan para relawan tersebut tidaklah banyak. Seperti kebutuhan personal, sepatu khusus, alat untuk membuka lahan, alat potong, cangkul dan lain sebagainya yang akan segera dipenuhinya. “Kebutuhan tersebut akan segera kita penuhi, karena setiap harinya ada kurang lebih 140 orang naik ke atas, dan harus didukung peralatan yang cukup, sehingga dapat berbuat lebih banyak,” jelasnya.
Disampaikan pula olehnya, kesulitan dalam proses pemadaman api yang muncul sejak hari Sabtu (21/9) malam tersebut terkendala berbagai hal. Seperti keberadaan titik api yang berada di dalam jurang, sehingga susah untuk dilakukan pemadaman. Juga masalah komunikasi yang tersendat, dan minimnya peralatan sebagai sarana pemadaman menjadi kendala utama.
Dari tahun ke tahun, lanjutnya, masalah kebakaran ini selalu terjadi. Penyebabnya, bisa karena faktor alam ataupun manusia. “Kalau faktor manusia ada yang ingin membuka lahan atau pendaki yang sedang memasak dan lain sebagainya. Namun yang di sini belum bisa diidentifikasi karena titiknya belum tercapai,” tuturnya.
Plt Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengungkapkan, sampai saat ini ada dua titik api yang masih belum dipadamkan. “Kemarin sempat ada tiga titik api, kemudian tadi pagi (kemarin, Red) sekitar pukul 04.00 tinggal satu titik api, tapi pada sekitar pukul 09.00 muncul titik api lagi menjadi dua,” jelasnya.
Menurutnya, dua titik api yang belum bisa dipadamkan tersebut terjadi di lahan Perhutani petak 23-3 Resort Pemangku Hutan (RPH) Kemloko BKPH Temanggung. “Untuk luas lahan yang terbakar sampai saat ini sekitar 5,5 hektare,” ucapnya.
Sementara itu, lanjutnya, untuk saat ini para relawan belum bisa melakukan proses pemadaman secara maksimal lantaran kondisi medan yang tidak dimungkinkan untuk dijangkau. “Relawan tidak bisa turun, karena titiknya berada di dalam jurang, sehingga upaya yang kami lakukan hanya melakukan penyekatan,” bebernya.
Untuk proses pemadaman sendiri sedikitnya ada 130 personel gabungan TNI, Polri, BPBD, dan para relawan yang diturunkan untuk melakukan pemadaman. “Untuk timnya, kami bagi menjadi dua, yang satu melakukan pemadaman via jalur Banaran, yang satunya via Walitis,” terangnya. (tbh/aro)