RADARSEMARANG.COM, TEMANGGUNG- Kebakaran hutan tak hanya terjadi di lereng Gunung Merbabu. Api juga melalap lokasi wisata Goa Sigrowong Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogopucang Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Candiroto Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Minggu (15/9) malam. Kebakaran yang menghanguskan lahan semak dan pinus seluas 200 meter persegi tersebut diduga ditimbulkan karena keteledoran masyarakat.
“Diduga api berasal dari puntung rokok yang dibuang oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Kaposek Kandang, AKP Yahya, Senin (16/9).
Kebakaran mulai diketahui sekitar pukul 22.15 WIB. Saat itu polisi mendapatkan laporan dari warga yang melintas di daerah tempat wisata hutan Ppinus tersebut. “Setelah mendapatkan laporan warga, kami segera minta bantuan pemadam kebakaran,” tuturnya.
Api yang cukup besar membakar tempat wisata tersebut akhirnya bisa dipadamkan oleh 2 unit mobil pemadam kebakaran dengan dibantu warga setempat sekitar pukul Senin (17/9) pukul 00.25 WIB. “Beruntung api bisa dijinakkan dengan cepat sehingga tidak meluas,” bebernya.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabuapten Magelang menyebut kebakaran yang menghanguskan 436 hektare lahan di Taman Nasional Gunung Merbabu akan berdampak. Terutama terkait berkurangnya daerah tangkapan air.
“Dampak langsung kita belum menerima laporan tapi potensi ancamannya ada,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Senin (16/9).
Titik api yang pertama kali terlihat Selasa (10/9) itu telah merusak ekosistem alam, jaringan pipa dan sumber mata air warga. Kondisi itu, menjadi ancaman serius bagi ribuan jiwa yang tersebar di antara Desa Banyuroto dan Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang yang selama ini mengandalkan sumber air dari gunung setinggi 3.145 mdpl tersebut. “Potensi ancamannya kalau terganggu (rusak) sistem penyaluran air bersih dari puncak, maka air bersih warga juga akan terganggu,” jelasnya. (tbh/vie/ton)