RADARSEMARANG.COM, Surakarta – Sektor pertanian Jawa Tengah tahun 2021, berhasil menyumbang 9,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Bahkan, Jateng menjadi daerah penyangga pangan nasional atau lumbung pangan nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, pada 2020 sektor pertanian Jateng mampu tumbuh positif mencapai 2,40 persen. Selain itu, serapan tenaga kerjanya merupakan yang tertinggi yakni sebesar 23,74 persen.
Sektor pertanian juga memberikan sumbangan tertinggi kedua setelah sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jateng di tahun 2021. Yakni sebesar 13,86 persen.”
Tahun 2021, sektor pertanian Jawa Tengah mampu memberikan sumbangan terhadap PDB nasional sebesar 9,07 persen. Artinya, pertanian Jateng memiliki pengaruh sebagai lumbung pangan nasional,” ungkap Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana di The Sunan Hotel Solo.
Adhi melanjutkan, potensi pertanian tanaman pangan Jateng berada pada level tiga besar dalam skala nasional. Peternakan berada pada posisi kedua, serta potensi tanaman holtikultura memiliki kontribusi besar untuk pangan nasional. Karena itu, kebutuhan akan ketersediaan data pertanian yang lengkap dan komprehensif sangat dibutuhkan.
“Maka perlu dilakukan Sensus Pertanian (ST2023). Itu sebagai pijakan untuk merancang masa depan pertanian dan pangan ke depan,” ujarnya dalam Rakorda Sosialisasi ST2023 Jawa Tengah.
Adhi menambahkan, nantinya data yang dikumpulkan dalam ST2023, diharapkan mampu meningkatkan kualitas desain kebijakan strategis pembangunan pertanian nasional. Seperti reformasi penyaluran subsidi pupuk melalui perbaikan data targeting, perbaikan tata kelola basis data pertanian, pengendalian laju konversi lahan pertaniankhususnya sawah, rekruitmen petani milenial untuk mendorong regenerasi petani, serta moderniasi sektor pertanian melalui adopsi mekanisasi modern dan digitalisasi pertanian (smart farming 4.0).
“Ini sekaligus untuk kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan. Juga peningkatan kesejahteraan masyarakat petani kawasan hutan melalui program perhutanan nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Rakorda Sosialisasi ST2023 Tri Karjono mengatakan, peserta kegiatan ini sebanyak 730 orang. Itu terdiri dari BPS Provinsi Jawa Tengah, Dinas/OPD terkait pertanian Provinsi Jawa Tengah, Dinas/OPD terkait Pertanian Kabupaten/kota se Jawa Tengah, BPS Kab/Kota, komunitas/kelompok usaha pertanian, media masa, purna tugas BPS (sebagai Agent ST2023), akademisi, dan calon Instruktur Daerah (INDA) ST2023 Jawa Tengah.
“Sosialisasi secara masif dan sistemik ini sangat diperlukan. Itu untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ST2023. Sehingga data yang dihasilkan lebih berkualitas,” tandasnya. (dev/bas)