RADARSEMARANG.COM, SLAWI – Bagi orang yang berniat jahat dan melakukan kejahatan di bumi Slawi, lebih baik mengurungkan niatnya. Karena, daerah ini kini dilengkapi system keamanan yang cukup canggih, mirip polisi di eropa. Selain seluruh area sudah dilengkapi 127 titik CCTV (Close Circuit Television), anggota polisi setempat bersiap selam 24 jam sehari.
“Pelaku kiriminal jangan coba-coba bermain di Slawi, boleh meraka masuk, tapi tidak akan bisa keluar,” seru Wakapolres Tegal Kompol Arianto Salkery saat ditemui di Galawi Traffic Management Command Center (GTMCC) Mapolres Tegal, Jumat (6/9).
Dijelaskan Arianto, GTMCC penyempurnaan dari Galawi Traffic Management Center (GTMC), kalau dulu GTMC hanya sebatas berfungsi sebagai pantauan arus lalu lintas di jalan raya sekarang. Kini sistemnya lebih komplit, karena dipadukan dengan mobil patroli yang dilengkapi dengan GPS, sehingga dapat terintegrasi sampai ke seluruh mobil patroli polsek-polsek.
Disiapkan juga personel khusus untuk bersiaga selama 24 jam, untuk memantau titik-titik CCTV di kabupaten tegal. GTMCC juga diproyeksikan menjadi call center 110 dan sistem panic button guna menghadapi segala kejadian. baik kejahatan, kriminal, kecelakaan, dan bahkan bencana sekalipun secara cepat tanggap.
“Masyarakat juga bisa berpatisipiasi dengan melaporkan kejadian di lapangan. Seperti kecelakaan atau kejadian kejahatan lain. Bisa mengirim foto, informasi kejadian dengan live chat, kalua terdesak bahkan bisa pencet panic button,” jelasnya panjang lebar.
Ditambahkan pula, 127 titik CCTV online juga sangat membantu anggotanya dalam meminilisir kejahatan verbal di Slawi. Cukup di ruang monitor, bisa memantau berbagai kejadian yang terjadi, bahkan sering ikut andil dalam mengungkap kejahatan. Terpasang di titik-titik utama jalan, bahkan di lokasi yang jarang diperhatikan masyarakat, banyak penjahat yang bisa dnegan mudah terpantau.
“Banyak kasus seperti jambret dan sejenisnya, yang bisa diungkap sebelum 24 jam. Karena dengan mudah tau lokasi kejadian, kemana mereka lari dan lokasi terakhir mereka berhenti,” jelasnya. (han/bas)