27 C
Semarang
Friday, 20 December 2024

Serukan Puisi untuk Masyarakat Rempang

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang — Persoalan Pulau Rempang, Batam menjadi sorotan sejumlah seniman di Kota Semarang. Sejumlah penyair menyerukan jeritan masyarakat Rempang melalui sajak ataupun puisi.

Para seniman menilai, proyek pemerintah di tanah Rempang telah merugikan pribumi. Mereka menuntut pemerintah untuk segera menghentikan proyek pariwisata Rempang Eco City.

Kegiatan dikemas dalam acara Teras Singosari di halaman Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah.

Hadir sejumlah seniman dan aktivis Muhammadiyah menyerukan empati dan keadilan bagi rakyat Rempang.

Sekretaris Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pengurus Wilayah Muhammadiyah, Teguh Hadi Prayitno , menjelaskan, semua sajak ini merupakan bentuk pembelaan terhadap masyarakat Rempang yang saat ini mengalami penindasan.

Salah satu seniman asal Purworejo, Dandung Danadi, menyuguhkan sajak Mozaik Tercabik. Puisi tersebut sengaja ia buat khusus untuk menyuarakan keadilan bagi masyarakat Rempang.

Selain itu, Ketua Lesbumi NU Jateng, Lukni Maulana yang membacakan karya Andreas yang berjudul Jamuan Kemerdekaan dengan gaya yang menyentuh.

Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir mengungkapkan, tragedi masyarakat rempang adalah keprihatinan bersama.

“Selalu saja pembangunan memakan korban. Konflik vertikal itu, tentu kita tidak menghendaki tapi kenyataannya seperti itu,” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan hendaknya membawa berkah dan kesejahteraan. Namun nyatanya karena ketidakadilan memunculkan konflik ditengah-tengah masyarakat.

“Inilah bentuk kepedulian moral kami kepada masyarakat Rempang,” pungkasnya. (mia/bud)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya