Sementara lukisan yang mereka buat diaplikasikan ke berbagai media dengan perantara cetak.“Kadang ada anak yang motorik halusnya kalau pegang pensil itu mengekang sehingga medianya sobek, lalu jijik dengan cat bahkan ada yang dimakan karena dikira selai,” ungkapnya menceritakan proses anak autis ketika melukis.
Dalam pembelajarannya, anak autis dapat mempelajari proses dari garis ke garis dan titik ke titik. Dari proses itulah mereka juga memahami instruksi apa yang dibuat dan warna yang dipilihnya. Kendati demikian tidak sesingkat anak normal ketika melukis. Agar bisa ditangkap oleh orang awam karya anak autis minimal memerlukan waktu satu tahun.
“Tergantung kondisi anak, ada yang visualnya bagus, motoriknya bagus itu hanya satu tahun. Kalau lebih dari itu, bisa dua atau tiga tahun,” tandasnya.
Ia berharap, kegiatan ini terus berlanjut dengan merangkul lebih banyak anak-anak autis. Sehingga mereka bisa berkarya baik berupa makanan maupun benda-benda lainnya yang nantinya akan memiliki nilai ekonomis. “Karya ini kan seperti tabungan mereka yang kita kumpulkan sebagai arsip mana yang nanti naik dicetak atau menemukan peminat,” jelasnya. (mia/ton)