RADARSEMARANG.COM, Semarang – Puluhan penyandang autisme di Rumah Layanan Autis Kota Semarang tetap bisa produktif berkarya.
Motorik dan sensorik mereka diasah sehingga mampu menghasilkan lukisan indah dan dipamerkan. Karya yang dihasilkan itu membutuhkan waktu minimal satu tahun.
Puluhan anak autis tampak antusias mengikuti terapi melukis. Mereka khusyuk mencoret cat warna ke kanvas dengan dipandu pendamping.
Sebagian juga melakukan terapi yoga di ruangan. Di sisi lain puluhan hasta karya dan beragam lukisan dipajang di ruang khusus. Setelah itu mereka diajak bermain permainan tradisional egrang dan bakiak.
Ketua Panitia Pameran Kreativitas Individu dengan Autis Sari mengungkapkan, pameran lukisan yang melibatkan sekitar 50 anak autis Kota dan Kabupaten Semarang itu untuk menampilkan talenta mereka.
Selain itu, untuk membuktikan anak autis yang selama ini dianggap tidak bisa berkreativitas. Selain melukis mereka juga melakukan terapi yoga dan permainan tradisional.
“Padahal kalau diasah motorik dan sensorik meraka bagus,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM di Rumah Layanan Autis Kota Semarang, Banyumanik, Jumat (23/6).
Terapis Rumah Autis Dian September memaparkan, para penyandang autis mampu membuat beragam hasta karya. Diantaranya tas, totebag, baju kain, gantungan kunci, pin, kalender, kartu ucapan, amplop, dan tumbler.