RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Dinas Perdagangan (Disdag) mulai menata ulang pedagang Shopping Center Johar (SCJ). Ada 500 pedagang yang akan masuk ke gedung eks Matahari Johar itu. Sementara pedagang lama yang menempati lantai 1 dan 2 meminta Disdag tidak mengubah porsi lapak.
Kemarin (16/6), Disdag mengumpulkan pedagang SCJ untuk membicarakan penataan ulang. Sedangkan eksekusi akan dilakukan minggu depan.
Ketua paguyuban pedagang SCJ Dwi Nurhayadi, mengatakan, pihaknya tidak ingin penataan dilakukan berdasarkan kuota. Meski Disdag melakukan penataan sesuai dengan DED gedung SCJ.

Saat ini ada 95 pedagang yang menjadi anggota SCJ. Dan minta semua diakomodir. Apalagi pedagang tidak memiliki lapak di tempat lain.
“Kalau mau menata dengan DED kita manut, tapi tempat kita di sini dan tidak ada yang ditinggal. Kalau hak kita dicabut kita akan makan apa,” harapnya.
Selain itu, Nurhayadi meminta Disdag tidak mengubah layout lapak selama ini. Paguyuban sendiri membuat layout agar dagangan semua pedagang bisa terlihat. Dan perputaran pengunjung bisa merata ke semua lapak.
“Kalau ngacu seperti di pasar ini kasihan, yang tengah cuma dapat satu muka. Yang pinggir dan pojok bisa dapat dua muka,” tandasnya.
Selama ini, lanjut Nurhayadi, pedagang SCJ berjuang mati-matian untuk bertahan selama puluhan tahun. Bahkan setiap bulan membayar uang sewa lahan kepada pihak ketiga sebesar Rp 2 Juta sampai 3,5 Juta.
“Meksipun pandemi kemarin, kita berusaha bertahan. Pedagang juga tidak mendapatkan bantuan sama sekali,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disdag Kota Semarang, Fajar Purwoto menyampaikan, ada tujuh paguyuban pedagang yang difasilitasi menempati SCJ. Total sekitar 500 pedagang. Pria yang juga menjabat kepala Satpol PP ini, mengupayakan semua pedagang bisa masuk.
“Keputusan penataan ini ada di Disdag, tentu ada pedagang yang minta ditempatkan di lantai 1 dan 2, tapi ini aset milik pemkot. Para pedagang harus menaati aturan,” tuturnya.
Penataan akan dimulai dari lantai 1. Jika dirasa sudah memadai akan dilanjutkan ke lantai 2 dan seterusnya. Ukuran tempat dagang juga akan disesuaikan. Untuk los 1,5×2 meter, dan kios 2,5×4 meter.
“Kami tidak mengubah tata letak, hanya kami kurangi saja luasnya. Minggu depan kita rapatkan lagi, untuk menyepakati dengan pedagang, areamu sana, areamu sini,” katanya.
Pihaknya menghargai pedagang lama yang berjuang untuk bertahan. Nantinya pemkot akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana.
“Penarikan retribusi kita lakukan bulan depan. Target PAD kami Rp 68 miliar. Nanti kita akan masukkan pedagang yang aktif berdagang, lalu ada evaluasi. Jika tidak berjualan langsung kami keluarkan,” tegasnya. (den/zal)
