RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Korban meninggal dalam kecelakaan di Jalan Prof Hamka, depan Bank Mandiri KCP Ngaliyan bertambah. Bocah perempuan yang terperangkap selama tiga jam dan berhasil dievakuasi, akhirnya tak terselamatkan..
Sola Gracia Ribka Utama, 8, (SGR), warga Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan dinyatakan meninggal saat menjalani perawatan medis di RSUP Dr Kariadi Kamis (8/5). Pihak kerabat keluarga, Lokius William Tanikwele membenarkan kabar duka tersebut.

“Saya konfirmasi dari ayahanda, Sola dinyatakan meninggal dunia pukul 17.16,” ungkap paman korban kepada RADARSEMARANG.COM Jumat (9/5).
Kecelakaan maut ini terjadi Rabu (7/6) siang. Korban meninggal yakni Yuliana Evelien Tanikwele, tak lain ibu dari Sola. Yuliana meninggal seketika di lokasi kejadian, terjepit bodi mobil yang tertimpa truk dump muatan batu dan pasir.
Satu korban meninggal lainnya bernama Adriel Cirrello Messhachwibowo (AC), bocah tetangga Yuliana Evelien, yang berada satu mobil. Sedangkan kakak Sola, Mathew Danish selamat dari kejadian ini setelah terlempar keluar dari dalam mobil Agya yang dikemudikan ibundanya. “Terus terang mereka (Sola dan Mathew) itu orangnya periang, ceria, sayang banget sama mamanya,” kata Lokius.
Lokius berharap, kejadian ini menjadi pembelajaran kepada semuanya, terutama pihak-pihak yang tengah mengerjakan proyek pembangunan dengan melibatkan kendaraan besar. “Kepada yang terkait lah, yang selalu digalakkan pemerintah kan ODOL (truk over dimension dan over load), tapi beberapa masih abai. Bukan apa-apa, ya oke lah. Tapi kan di jalan enggak ada yang menjamin keselamatan. Semoga ini menjadi perhatian,” jelasnya.
Korban meninggal Adriel dimakamkan di Kembangarum, Semarang Barat. Sedangkan Yuliana Evelien telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) daerah Mijen, Kamis (8/5). Sola kemarin juga dimakamkan di TPU yang sama dengan ibundanya.
Terpisah, Setyo Wibowo, ayah korban Adriel mengaku tak mengira anak pertamanya menjadi korban kecelakaan maut itu. Apalagi bulan depan korban akan berulang tahun. “Padahal bulan Juli besok ulang tahunnya yang ke-11,” ujarnya.
Seminggu sebelum kejadian, istrinya bercerita mimpi buruk setiap malam. Namun istrinya tidak menceritakan apa mimpi buruk yang dialaminya itu. Tidak hanya istrinya, anaknya juga mengalami mimpi. “Seminggu sebelumnya lagi anak saya juga bercerita mimpi diangkat Tuhan ke atas katanya surga. Anak saya mendapat pandangan indah yang tidak ada di bumi,” jelasnya.
Ia tak mengira mimpi yang dialami istri dan korban merupakan firasat. Dirinya merasa mimpi itu hanyalah sebuah halusinasi. “Tetapi ternyata beberapa minggu kemudian terjadi hal itu,” ujarnya.
Setyo juga membenarkan anaknya pulang sekolah menumpang mobil temannya. Biasanya Adriel dijemput ibunya, tapi saat kejadian sedan gada rapat kerja di Mijen. “Kami meminta tolong bu Yuliana menumpangi anaknya. Karena rumahnya sejalan. Rumah saya di Perum Griya Lestari, kalau bu Yuliana di Bringin Mas,” jelasnya.
Ia mengaku sempat melihat adanya kemacetan jalan akibat kecelakaan tersebut saat akan ke Mijen untuk menjemput isterinya. Bahkan sempat penasaran untuk melihat. Namun kejebak macet.
“Waktu itu saya arah kota mau ke kantor di wilayah Mijen saya mendapat info dari istri bahwa mobil yang menjemput anak saya mengalami kecelakaan di dekat UIN Walisongo. Mobil yang saya bawa saya parkirkan di pinggir jalan. Saya cari ojek tidak ada yang mau. Saya minta tolong dan kasih uang akhirnya ada yang mau mengantarkan ke sana,” bebernya.
Setelah sampai di lokasi, ia mendapat informasi ada satu anak yang selamat. Ia masih berharap korban yang selamat adalah anaknya. Kemudian, melakukan pengecekan ke RSUD Tugu, tempat evakuasi, namun informasi yang didapatkan, ternyata bukan anaknya, tetapi anak dari Yuliana. Kepastian tentang nasib Adriel baru diketahui setelah datang ke RSUP dr Kariadi. (mha/ton)