RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Hotel Dafam Semarang menggelar Press Conference Fun Run Lari dari Kenyataan dan Podcast “Lari Sebagai Solusi Gaya Hidup Sehat” Jumat (26/5) siang.
Beberapa narasumber dihadirkan seperti Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Semarang, dan salah satu komunitas pelari di Semarang.
General Manager Hotel Dafam Semarang, M Roy Amazon, menambahkan sebelumnya ada Kawin Lari di Hotel Dafam Semarang. Lari dari Kenyataan diadakan pada 11 Juni mendatang dengan target 300 peserta.
“Fun Run ini dilatar belakangi karena ada Barisan Pinggang Dobel atau buncit, karena stamina dan fisik pasti kalah. Sehingga bagaimana caranya semuanya bisa lari, tanpa ada kompetisi dari yang muda hingga tua,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan, Mochamad Abdul Hakam, menjelaskan lari dapat meningkatkan imunitas tubuh. Bahkan, lari yang dilakukan malam hari karena kesibukan.
“Namun, tubuh kita harus diistirahatkan 6 – 8 jam. Karena keterbatasan tadi, kemungkinan tidak dirasakan. Saya sebagai dokter mengingatkan, paling tidak kasih waktu untuk tubuh beristirahat,” katanya.
Hakam sangat mengapresiasi kegiatan Fun Run ini. Dengan konsep yang mengekspresikan diri dapat menurunkan tingkat stress. “Hasil akhirnya dapat angka penyakit tidak menular turun drastis,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso Poespojoedho, mengungkapkan lari menjadi tren salah satu life style yang dapat dikemas.
“Pasca pandemi ini momentumnya bagaimana menggerakkan sektor pariwisata,” katanya.
Lari merupakan salah satu life style baru. Lari untuk kebahagiaan dilakukan bersama-sama. Bermacam-macam event lari merupakan upaya mengangkat salah satu olah raga rekreasi.
“Dalam strategi kita, meningkatkan pariwisata melalui sport tourism. Tentunya harus kita dukung supaya memiliki dampak positif,” tuturnya.
Komunitas Pelarian Semarang, Danang, mengatakan lari merupakan rekreasi paling murah dan paling mudah.
“Kita tidak perlu jauh ke luar kota, healing paling bagus kita lari. Yang penting pakai sepatu, baju, dan celana dapat lari,” jelasnya.
Apalagi di Kota Semarang banyak kuliner dan pariwisata yang ramah pelari.
“Sedikit-dikit ckrek. swafoto. Pasti ini akan banyak peminatnya,” jelasnya. (fgr)