RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Puluhan anak Santa Laurensia Alam Sutera tampak gembira saat berwisata di Desa Wisata Kandri. Mereka dikenalkan permainan tradisional, alat pertanian, hingga bercocok tanam.
Setelah sampai dilokasi, mereka langsung dikenalkan caping. Masing-masing siswa sekolah dasar kelas enam itu diberikan caping. Caping yang sudah tergambar pola kemudian diwarnai. Mereka bebas berkreasi warna favoritnya.
Antusias semakin tinggi tatkala para siswa diajak ke Omah Sawah. Mereka bermain permainan tradisional berupa egrang bambu, egrang batok, engklek, gobag sodor, dan rangku alu.
Sepanjang perjalanan dan permainan raut ceria tak pernah berhenti. Begitupun saling melempar tawa.
Pengelola Desa Wisata Kandri Wahid mengungkapkan, pihaknya memfasilitasi dan melayani eduwisata terhadap anak sekolah. Mengenalkan kearifan dan kebudayaan lokal baik di wilayahnya hingga budaya nusantara.
“Kita ajak menanam supaya tahu kehidupan petani. Lalu permainan tradisional yang mengajarkan kebersamaan,” ujarnya.
Dikatakan, para siswa melukis caping untuk menuangkan ide kreatifnya. Lalu bermaian dolanan anak supaya bernostalgia masa kecil atau mengenalkan kebudayaan luhur. Sehingga para siswa tahu filosofi dan nilai yang terkandung.
“Sehingga tumbuh jiwa mandiri dan tanggungjawab. Selain itu tersaji juga sejarah nusantara disini,” tutur Wahid.
Sementara itu guru pendamping Sandi Ardian menyebutkan, sengaja melakukan tour ke Semarang selama empat hari. Mengunjungi delapan destinasi meliputi kegiatan alam, batik, museum, sejarah transportasi, melukis, hingga belajar pengolahan kopi.
“Ini merupakan program amal bukan sekedar wisata sekalian bakti sosial ke panti jompo juga,” terangnya.
Ia berharap, sepulang dari Semarang siswa dapat memetik pelajaran dan membawa oleh-oleh positif. Selain berbakti kepada orang tua sikap kemandirian juga terbangun.
“Karena selama dua tahun lalu pandemi dan baru kali ini outing class belajar ke luar daerah,” pungkasnya.(mia)