31 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Karut Marut Eks Pasar Johar Relokasi MAJT Pemkot Semarang Diminta Tegas, Bangunan segera Dibongkar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemkot Semarang dalam posisi delematis. Harusnya eks Pasar Johar Relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) segera dibongkar, lalu seluruh pedagang pindah ke Pasar Johar Baru, Pasar Kanjengan Baru, Pasar Buah Penggaron, dan eks Shopping Center Johar (SCJ).

Namun nyatanya bangunan pasar relokasi justru diminta Yayasan Nadzir Wakaf Banda Masjid Agung Semarang (MAS) untuk dijadikan Pasar Induk MAJT. Alhasil, pedagang Johar pun terpecah. Kini, Pasar Johar sepi, justru eks Pasar Johar Relokasi MAJT masih tetap ramai.

Di Pasar Induk MAJT kini ada sekitar 715 pedagang yang masih bertahan. Ada 36 lapak di Blok F dan Blok G. Kondisinya masih ramai. Dari Blok A sampai Blok I, hanya Blok A dan Blok B terlihat sepi. Setiap malam mulai pukul 22.00 hingga pagi pukul 10.00, ramai pedagang bumbu pawon, buah, dan sayuran.

Salah satu pedagang di Blok I, Saputro, menjelaskan, sudah tujuh tahun ia berjualan buah. Sebelum Pasar Johar terbakar, dirinya sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Johar Kanjengan.

“Dulunya di Johar Kanjengan, lalu kebakaran pindah di MAJT sini. Retribusi dulunya Rp 50 ribu per hari, tidak kuat bayarnya. Lalu turun Rp 20 ribu per hari setelah subuh. Saya di sini 24 jam. Sudah dapat lapak di Penggaron, tapi lebih luas sini dan lebih strategis,” katanya.

Saat pindah di MAJT, dirinya mendapat lapak di Blok I nomor 9. Lalu, kebakaran beberapa tahun lalu, ia dipindah di Blok I nomor 3. “Harus bayar Rp 5 juta untuk dapat lapak” ujarnya.

Dikatakan, harga sewa lapak baru yang disiapkan oleh pengelola Pasar Induk di Blok F dan G diperkirakan Rp 45 juta per dua tahun.

Di Blok G, koran ini sempat bertemu Jumali, pedagang bumbu pawon. Ia memilih berjualan di Pasar Johar Relokasi MAJT karena tempatnya sangat layak. “Tempatnya luas dan strategis. Mobil bisa masuk. Kalau di Pasar Johar kan tempatnya sempit. Sedangkan kalau di Penggaron kan khusus pedagang buah,” jelasnya.

Kendati sebagian sudah pindah ke Pasar Johar Baru, ia lebih memilih bertahan di Pasar Johar Relokasi MAJT. “Di sana (Pasar Johar Baru) kan pembeli harus naik tangga, kalau di sini kan langsung transaksi. Selain itu, lapak ideal kan seharusnya 10 meter persegi, lha kalau di Johar hanya 2×1,5 meter. Selain itu, di sini masih ada fasilitas, ya enak di sini, Mas,” katanya.

Dikatakan, retribusi dibayarkan kepada pihak yayasan per meter persegi Rp 2 ribu.

Salah satu pembeli, Hakim, mengaku kebingungan karena pedagang Pasar Johar sekarang terpecah belah. Ada yang di Johar Baru, ada yang di MAJT, dan ada yang di Penggaron. “Saya mau belanja malah bingung, Mas,” keluhnya.

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim
Adennyar Wicaksono

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya