30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Putri PJ Gubernur Papua Pegunungan Meninggal, Kejang-Kejang setelah Minum Miras

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Rumah almarhumah ABK, 16, putri Pj Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo tadi malam (19/5) dipenuhi pelayat. Sejumlah karangan bunga ucapan duka cita berjajar di kanan-kiri jalan.

Di depan rumah Nikolaus di Jalan Eboni Perumahan Plamongan Indah RT 05 RW 06, Kelurahan Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, juga sudah terpasang tenda dan kursi bagi pelayat.

Jenazah ABK sendiri akan dimakamkan Sabtu (20/5) hari ini pukul 07.00 di Pemakaman Katolik Desa Jatiharjo, Purwodadi, Grobogan. Tadi malam pukul 20.00 dijadwalkan digelar misa pemberkatan. Namun baru sekitar pukul 20.40, jenazah korban sampai di rumah duka.

Salah satu tetangga korban, Purnawirawan Sunarso mengaku terkejut dengan kejadian ini. Ia tahu kabar meninggalnya ABK, Jumat pagi dari grup WhatsApp warga. Termasuk dari pemberitaan. Namun Sunarso mengaku belum mengetahui secara persis terkait penyebab meninggalnya tetangganya tersebut.

“Pagi tadi (kemarin) warga sini bisik-bisik, putrinya Pak Nikolaus meninggal karena sakit di Elisabeth. Gitu aja, terus saya langsung berangkat kerja,” ceritanya.

Dikatakan, sejak kecil korban ABK tinggal di rumah tersebut bersama orangtuanya. Korban anak bungsu dari dua bersaudara. Ia memiliki kakak laki-laki.

“Anaknya kecil pendiam. Saya juga kaget dengar kejadian ini. Kalau bapaknya pernah menjabat jaksa di Sleman, Jogja, terus di Papua. Sekarang beliau jadi PJ Gubernur Papua Pegunungan,” katanya.

Di rumah duka tadi malam, tampak teman-teman korban di SMA Negeri 2 Semarang. Mereka tampak berduka kehilangan salah satu temannya.

Sementara itu, ucapan duka cita menghiasi laman media sosial (medsos) keluarga besar ABK. Akun milik ABK sendiri baik di Instagram maupun di Facebook sudah lama tidak aktif. Posting di akun Instagram @alin.alinsia terakhir 8 Juni 2017. Sedangkan di Facebook terakhir up date 25 Juli 2017. Ucapan belasungkawa salah satunya termuat di laman akun Facebook @Grez Kondomo Kayai, bidan di RSUD Merauke.

“Pada Akhirnya semua akan kembali pada-Nya. Selamat jalan Ade sayang Alin Alinsia Kondomo. Tuhan lebih sayang Ade jadi Tuhan panggil pulang, terlalu cepat Tuhan. Tuhan berikan kekuatan dan penghiburan untuk keluarga yang ditinggalkan, terlebih khusus Bapa, Mama dan kakak Aldo. Surga tempatmu Adeku, Ade anak baik. Sampai bertemu di seberang sana,” tulisnya.

Ucapan bela sungkawa juga datang dari akun Facebook @Aries Rahman. “Kami atas nama pribadi, keluarga, dan KBACP Merauke Papua Selatan menyampaikam rasa turut berdukacita dan kehilangan, atas meninggalnya ananda terKasih Alinsia Kondomo, Puteri terkasih dari Bapak Nicolaus Kondomo SH MH, Pj Gubernur Papua Pegunungan. Semoga arwanya diterimah Allah Bapa di surga dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan iman,” tulisnya.

Sebelum menjabat PJ Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo adalah seorang jaksa. Ia pernah menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Papua. Tak heran, ucapan bela sungkawa juga datang dari Korps Adhyaksa ini. Salah satunya dari Kejari Sorong.

“Keluarga Besar Kejaksaan Negeri Sorong mengucapkan: Turut Berduka Cita Atas Meninggalnya ALINSIA BOKMAN KONDOMO Anak dari Bapak Nikolaus Kondomo Pj Gubernur Papua Pegunungan.”

Seperti diketahui ABK, 16, siswi SMA Negeri 2 Semarang meninggal tak wajar. Diduga korban meninggal akibat dicekoki minuman beralkohol di kos Venus, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik. Sebab, aparat kepolisian menemukan botol miras di tempat kos tersebut. Belakangan diketahui, korban adalah putri Penjabat (PJ) Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo.

Informasi yang diperoleh RADARSEMARANG.COM menyebutkan, korban meninggal Kamis (18/5) sekitar pukul 16.15 di IGD RS St Elizabeth Semarang. Sebelum meninggal, Kamis sekitar pukul 10.00, korban dijemput oleh temannya, Ahmad Nashir (AN), 22, warga Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Korban dibawa ke rumah kos Venus di Jalan Tinjomoyo, Banyumanik, Kota Semarang.

Diduga saat di rumah kos itu, korban dicekoki minuman keras. Hingga sekitar pukul 15.00, korban mengalami kejang – kejang dan dibawa Ahmad Nashir dan dua temannya ke IGD RS St Elizabeth Semarang. Namun sekitar pukul 16.15, dokter jaga RS Elizabeth, dr Mario, menyatakan korban sudah meninggal.

Pihak Polrestabes Semarang yang mendapat laporan kejadian ini, langsung menuju ke tempat kos tersebut bersama Tim Inafis untuk melakukan olah TKP.

Warga sekitar kos Venus tak banyak yang mengetahui kejadian tersebut. Namun, ada salah satu warga sekitar yang mendengar kejadian itu, dan menyampaikan kalau korban overdosis. Namun sumber ini mengakui, belum mengetahui secara pasti overdosis yang dimaksud.

“Dengar-dengar katanya overdosis. Cuma overdosis apa kurang tahu. Itu yang cerita dari anak kos situ yang jajan ke angkringan depan kos. Mau diselamatkan dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah tidak bergerak, sudah lemas,” ungkap sumber yang enggan ditulis namanya kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (19/5).

Pedagang angkringan ini mengatakan, pascakejadian, kos tersebut banyak didatangi orang tak dikenal, yang diduga anggota kepolisian yang tidak mengenakan seragam dinas. Mereka mendatangi tempat kos itu Kamis malam sekitar pukul 20.00.

“Saat pertama datang, ada tiga mobil dari arah berlawanan, pelat nomor biasa. Mereka turun lalu masuk ke kos. Ada tiga orang yang kos di sini diajak masuk ke dalam mobil, dua cewek dan satu cowok,” jelasnya.

Selain anggota kepolisian, datang juga mobil warna oranye, yang tak lain adalah Tim Inafis Polrestabes Semarang mendatangi lokasi. Kos itu mulai sepi sekitar pukul 23.00. Di sisi lain, warga justru sempat menduga keramaian itu lantaran adanya peristiwa kecelakaan.

“Informasinya ada kecelakaan di Banyumanik. Korbannya tinggal di kos itu. Tapi sore sebelum kejadian, ada juga anak kos yang ke angkringan, beli nasi, cuma wajahnya keliatan panik,” terangnya.

Kos Venus berada di tepi Jalan Pawiyatan Luhur, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik. Lokasinya tak jauh dari Kampus Unika Soegijapranata. Menurut warga sekitar, kos tersebut buka 24 jam.

“Itu kos campur, cowok-cewek. Pintu gerbangnya buka 24 jam. Kamarnya banyak di situ. Pemiliknya orang mana, saya kurang tahu,” katanya.

Berdasarkan keterangan pengelola kos, Oka, kejadiannya sore hari, namun ia baru mendapat kabar pada malam hari. “Kejadiannya di kamar nomor 40. Sekarang sudah dipasang police line,” ujarnya.

Korban tercatat masih duduk di kelas XI SMA Negeri 2 Semarang. Di Semarang, ia tinggal bersama orangtuanya di Jalan Eboni Perumahan Plamongan Indah RT 05 RW 06, Kelurahan Plamongansari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Diduga, saat di kamar kos tersebut, korban diajak pesta minuman keras.

Tak selang lama, korban mengalami kejang-kejang. Selanjutnya korban dilarikan ke RS St Elizabeth oleh rekannya. Namun nyawanya tidak terselamatkan.

Pada Kamis malam, jenazah korban dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang guna keperluan penyelidikan. Sementara ini, penyebab utama kematian korban diduga akibat keracunan. Korban dilakukan otopsi guna mengetahui racun yang menyebabkan korban meninggal.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny S Lumbantoruan mengatakan, pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Semarang, Jumat (19/5).

“Korban berusia 16 tahun, masih pelajar. Ibunya telah membuat laporan polisi di sini (Polrestabes Semarang),” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Pihak kepolisian juga telah mendatangi lokasi kejadian guna melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sedangkan jenazah korban masih berada di RSUP dr Kariadi Semarang guna dilakukan otopsi.

“Sekarang ini masih menunggu hasil otopsi. Masih kita cek dulu, hasil otopsinya seperti apa,” ujarnya.

Terkait jenis minuman beralkohol yang diminum, Donny menyampaikan bahwa saat olah TKP ditemukan botol miras di lokasi kejadian. Namun, demikian pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab korban meninggal.

“Ditemukan botol miras, amer, kawa-kawa itu ada,” bebernya.

Jumat kemarin, tampak pihak keluarga korban mendatangi Polrestabes Semarang. Setelah keluar dari Ruang Pelayanan Khusus, mereka masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan Mapolrestabes Semarang. (mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya