27 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Manfaatkan Market Place, Pasar Kerajinan Kuningan Semarang Sampai Luar Negeri

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Beragam kerajinan industri mebel dengan material kuningan berjejer rapi di Heritage Brass Semarang. Pemilik usaha Heritage Brass, Mita Nurul Fajar mempunyai misi mengenalkan produk kuningan yang dirasa kuno pada generasi milenial.

Perempuan yang disapa Mita ini pun memanfaatkan market place untuk pemasaran. Dimana generasi muda lebih sering menggunakan aplikasi belanja online. Hal ini dimanfaatkannya agar produknya bisa dikenal. Tidak hanya berselancar di pasar lokal, saat ini pengirimannya juga sudah sampai ke luar negeri. Yakni California.

Saat ditemui koran ini, Mita sedang memberikan pelatihan memasang produk kuningan di figura. Ada pula karyawan yang sedang bekerja menghaluskan barang. Produk yang dijual pun bermacam-macam. Mulai dari penyangga rel, plat lindung kaki meja, siku penyangga rak buku, lonceng bel, tempat lilin, gantungan gorden, dan lainnya.

“Tujuannya memang ingin mengenalkan produk dari kuningan ini pada generasi muda. Dimana mereka selalu menganggap kuningan ini sebagai vintage (sesuatu dari masa lampau). Padahal produk kerajinan ini tu bagus,” katanya saat ditemui di Heritage Brass, Gunung Pati, Rabu (16/5).

Lulusan kebidanan yang akhirnya beralih untuk wirausaha ini pun menceritakan kondisi industri mebel yang sempat mengalami keterpurukan. Melanjutkan usaha keluarga yang telah berdiri sejak 20 tahun lalu dan bergerak di industri mebel dengan material kuningan, tidak mudah.

Mita dituntut untuk berinovasi. Customer dapat membuat langsung produk kerajinan yang akan dibeli. Dijelaskan, ia pun berputar otak untuk mengenalkan produk pada masyarakat luas.

Menurutnya. tantangan terbesar untuk memulai bisnis secara online adalah kategori produk aksesori kuningan yang belum ada di marketplace. Meski pasarnya sangat kecil tak membuatnya patah arang.

“Pengiriman terjauh Heritage Brass selama kuartal I 2023 bahkan terjadi dari Kota Semarang ke Kota Banda Aceh,” imbuhnya.

Selama satu bulan ada 300 orderan yang masuk. Sebanyak 30-40 persen didapatkan dari Tokopedia. “Jadi pengiriman produk itu 50 persen ke pasar lokal, 50 persen ke luar negeri. Biasanya ke California, dari Tokopedia saya juga dapat buyer dari Jepang dan sampai saat ini masih berlangsung,” tambahnya.

Sementara Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Regional) Tokopedia, Rizky Juanita Azuz mengaku pihaknya terus berupaya memberikan panggung bagi para pegiat usaha di Indonesia. Khususnya UMKM lokal, agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sekaligus berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional melalui teknologi, serta mendorong pemerataan ekonomi secara digital. (kap/ida)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya