32 C
Semarang
Tuesday, 14 October 2025

15 Tahun Jadi Koki Bubur India Setiap Ramadan, Ahmad Ali Tutup Usia

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Warga Kota Semarang berduka. Ahmad Ali bin Ali Yasin, salah satu koki bubur India yang selalu ditunggu setiap Ramadan meninggal, kemarin (8/5). Sudah 15 tahun Ahmad Ali menjadi koki bubur India di Masjid Jami Pekojan, Semarang.

Di rumah duka, Kampung Begog No 408 RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan, Semarang kemarin dipenuhi para pelayat. Mereka datang silih berganti untuk mendoakan mendiang Ahmad Ali. Nama Ahmad Ali cukup dikenal. Apalagi bagi jamaah Masjid Jami Pekojan. Ahmad Ali juga dikenal sebagai tokoh dermawan.

Ketua RT 11 RW 03 Kelurahan Purwodinatan Lukman Ferdian mengungkapkan, Ahmad Ali tinggal bersama istri dan anak bungsunya. Sedangkan anak sulungnya tinggal di Solo dan anak nomor dua tinggal di Cilacap. “Anak bungsunya atau anak nomor tiga masih kuliah,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (8/5).

Dikatakan, sudah lama Ahmad Ali menderita sakit. Namun sejak tiga bulan ini sakitnya semakin parah. “Sakitnya macam-macam. Yang saya dengar, sakit gula kering menjadi gula basah,” ujarnya.

Ahmad Ali sudah 15 tahun menjadi koki bubur India. Bubur ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Almarhum termasuk pengaduk bubur generasi kelima.

“Awalnya Wak Liat, Lek Man, Mbah Muin, Ahmad Tohir, lalu Ahmad Ali bersama Sahirin,” katanya.

Pada Ramadan lalu, Ahmad Ali sudah tidak terlibat di kegiatan memasak bubur India. Sebab, sebelum Ramadan, ia sudah tidak bisa berjalan kaki. “Tinggal satu orang yakni Pak Sahirin. Dia marbot Masjid Jami Pekojan,” ujarnya.

Diakui, sajian bubur India pada Ramadan lalu rasanya berbeda tipis, karena tidak ada campur tangan Ahmad Ali. “Kalau yang jeli, pasti merasakan perbedaan. Kalau yang awam yang penting ada rasa rempahnya,” kata Ferdian –sapaannya.

Ia masih ingat betul saat pertama kali kaki Ahmad Ali sakit, bengkak dan tidak bisa berjalan. Ia menemani hingga subuh di rumahnya, karena tidurnya paling larut. “Kebetulan saat saya di luar rumah, Pak Ahmad Ali mengeluh dan memanggil, beliau kesakitan tidak bisa jalan,” ceritanya.

Diakui, selama ini, Ahmad Ali sangat berperan dalam organisasi sosial di wilayah Pekojan. “Beliau menyalurkan dana Ainur Ridho untuk kaum duafa, fakir miskin, janda, dan yatim piatu. Kegiatan khitanan masal juga beliau yang berperan,” katanya.

Ferdian mengusulkan agar Ramadan tahun depan ditambah koki bubur yang mengetahui resep bubur India menggantikan Ahmad Ali. “Agar ada regenerasinya. Kalau tidak ada kan sama saja bubur putih biasa, sehingga saya usulkan ada satu orang lagi,” ujarnya.

Sulaeman bin Ali bin Yasin bin Abdurrosyid bin Yasin bin Ali, adik kandung Ahmad Ali menceritakan, kehidupannya bersama sang kakak dibesarkan oleh orang tua yang peduli dengan agama. “Kami diberikan contoh agar memakmurkan masjid. Masjid ini bersejarah apalagi bulan Ramadan yang terkenal dengan bubur India ini,” katanya.

Dikatakan, Ahmad Ali merupakan anak ketiga dari delapan saudara. Ia sangat peduli dengan sesama. “Saya ambil contoh, beliau ini menyantuni fakir miskin dari daerah Demak. Apabila saat ada banjir, ada orang meninggal, dia orang nomor satu yang memikirkannya,” ujarnya.

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya