Kejadian ini bermula saat korban dan rekannya bernama Paris, sedang beraktivitas melakukan perbaikan di lift sebelah kiri. Selain dua orang dari CV tersebut, juga terdapat orang PHL dari pihak gedung tersebut. Setelah melakukan perbaikan lift bagian kiri, berganti pada bagian kanan.
“Kegiatan perawatan dan pengecekan ini rutin dilakukan setiap bulan oleh CV Cerah Abadi. Ada dua lift yang diperbaiki atau di servis,” jelasnya.
Selang tidak berapa lama, lift bagian kiri yang usai dikerjakan dipakai salah satu penghuni di bagian gedung E. Tiba-tiba, lift berhenti di antara lantai tiga dan empat. Kemudian, korban dan temannya membantu, dan posisi korban berada di atas sangkar lift yang berhenti untuk membuka pintu lift.
“(Lift kiri) masih dalam tahap inspeksi. Cuma ketika digunakan ada yang terjebak di lift. Sebetulnya belum boleh langsung digunakan saat inspeksi ini, tapi langsung digunakan dan kemudian ada yang terjebak. Akhirnya dua orang teknisi ini membantu untuk mengeluarkan yang terjebak di dalam lift,” bebernya.
Setelah berhasil membantu, korban masih berada di atas sangkar dan menghadap pintu lift, dan kakinya terjepit lantaran lift mendadak bergerak ke atas. Kemudian korban ditolong rekannya dan orang-orang yang berada disekitar kejadian untuk dilakukan evakuasi.
“Posisi korban saat ditemukan di batas sangkar tapi sebagian badan korban turun kebawah. Jadi kalau kita lihat di lift ada celah kecil di depan pintu. Kita belum tahu apa yang dilakukan korban pada saat itu,” katanya.
“Mungkin komunikasi dua teknisi ini ditambah dengan yang menaik turunkan lift ini tidak sinkron, hanya komunikasi lisan. Pada akhirnya teknisi yang didalam situ terjepit,” sambungnya.
Donny menegaskan, masih melakukan penyelidikan terkait kejadian ini. Menurutnya, sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan untuk bahan penyelidikan.
“Penanganan lanjut kami akan periksa terkait masalah teknisi tehnisnya sop nya apakah sudah dilakukan secara prosedur atau tidak,” pungkasnya. (mha/bas)