RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemkot Semarang juga menggencarkan program urban farming untuk ketahanan pangan dan menekan inflasi. Setiap kelurahan diwajibkan menanam tanaman pangan di lingkungan kantor. Bahkan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta agar urban farming masuk dalam kurikulum merdeka.
Menurut Mbak Ita –sapaan akrab wali kota— urban farming ini sangat signifikan untuk menekan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan.
“Kadang-kadang kita tidak merasakan, buktikan inflasi di Kota Semarang rendah. Mungkin ini hal kecil, padahal dampaknya besar. Warga panen, akhirnya tidak beli di pasar,” tegasnya.
Pemkot akan melakukan program urban farming ini secara berkesinambungan agar tidak berhenti atau semangat di awal tapi berhenti di tengah. Mei ini melalui Dinas Pertanian, pemkot akan menggelar kembali program urban farming. Seperti pelatihan menanam melon, menggencarkan Tancab Bang Tani (Tanam cabai dan tomat).
“Ini harus dilakukan terus menerus. Sehingga pengendalian inflasi berjalan. Utamanya saat moment-moment tertentu, seperti Natal, Tahun Baru, Idul Fitri, dan momen lainnya yang bisa membuat inflasi naik,” ujar wali kota.
Mbak Ita meminta dinas-dinas terkait tidak bosan melakukan dorongan kepada masyarakat untuk menyukseskan urban farming.
“Karena kalau kita lalai ya selesai. Kalau nanti menjadi satu pendidikan karakter, kurikulum, akan terus menerus berjalan,” imbuhnya. (ADV-HJKS)