29 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Penanganan Banjir Wilayah Timur dan Dinar Indah Jadi Prioritas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Penanganan banjir masih menjadi prioritas Pemkot Semarang. Utamanya di wilayah Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, dan Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Tembalang.

Penanganan bakal dilakukan menyeluruh. Mulai hulu dan hilir. Termasuk mengoptimalkan sistem pompanisasi.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta dinas terkait jeli dalam mengatasi persoalan banjir ini. Termasuk hal-hal sepele, seperti memperhatikan kondisi PJM (Penyambungan Jalan Masuk).

“Banjir ini ada beberapa hal yang sebenarnya sepele namun bisa mengatasi banjir. Seperti kemarin pembongkaran PJM, utamanya di Jalan Woltermonginsidi. Di sana setiap hujan tergenang. Setelah PJM dibongkar, beberapa hari hujan tidak tergenang,” terang wali kota yang akrab disapa Mbak Ita ini.

Pemkot akan mengoptimalkan sistem pompanisasi dengan menambah mesin pompa di beberapa titik. Sebab, banjir di beberapa wilayah, seperti Genuk, Gayamsari, Semarang Timur, karena pompa tidak berjalan maksimal. Pengoptimalan sistem pompa akan dilakukan di titik-titik terakhir. Seperti di rumah pompa Sringin, Tenggang, dan Tambaklorok.

“Termasuk banjir yang di Dinar Indah. Itu yang masih menjadi PR yang harus segera diselesaikan. Kalau yang di wilayah Barat seperti Plumbon, saat ini sudah mulai dibuat DED, proses pembebasan lahan. Sudah terkonfirmasi penanganannya. Tetapi yang masih menjadi PR, yakni wilayah timur, serta perbatasan antara Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang. Dinar Indah,” tegasnya.

Menurut Mbak Ita, butuh kolaborasi untuk menangani persoalan banjir Dinar Indah. Sebab, aliran sungai yang menjadi persoalan berada di Kabupaten Semarang dan Kota Semarang. Sungai Mluweh yang berujung di wilayah Penggaron.

“Sebab, apapun upaya yang dilakukan Pemkot Semarang kalau hulunya tidak ada penanganan, ya sama saja. Tapi bukan berarti pemkot berdiam diri. Kita tetap aktif melakukan penanganan,” kata Mbak Ita.

Dalam waktu dekat pemkot akan melakukan pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Berupaya agar air tidak langsung mengalir ke Kota Semarang. Pemkot juga telah mengajukan beberapa solusi penanganan, seperti pembuatan embung, kolam retensi, hingga normalisasi. Terkait warga yang bermukim di Dinar Indah, pemkot juga masih mencari solusi alternatif. Seperti membangun rusun.

“Ini masih menjadi upaya kita semua. Diharapkan tahun ini bisa selesai,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Mbak Ita, penanganan banjir di Muktiharjo Lor dan Muktiharjo Kidul juga menjadi prioritas tahun ini. Pihaknya melihat kondisi pompa di wilayah tersebut kurang maksimal.

“Harus segera ditangani. Itu hal-hal kecil yang terlupakan. Saat kemarau (masalah banjir) itu sudah lupa, tapi kalau hujan gedandapan. Saya bilang ke teman-teman tahun ini fokus pada penanganan banjir,” tegasnya.

Selain itu, Pemkot Semarang juga akan fokus melakukan pengerukan sedimentasi. Pemkot telah melakukan pergeseran anggaran pada awal tahun ini untuk pengadaan alat berat. Pengerukan sedimentasi akan dilakukan secara rutin di titik-titik yang menjadi penyebab banjir.

“Termasuk mobil untuk perampelan pohon. Di wilayah Semarang yang luas ini, kita hanya punya tiga mobil, satu rusak. Jadi kita tambah mobil perampelan untuk merapikan pohon-pohon yang ada. Sebab, selama ini kalau ada titik yang gelap itu bukan lampunya tidak menyala, tapi tertutup pohon,” kata Mbak Ita.

Persoalan infrastruktur lain yang masih menjadi PR, lanjut Mbak Ita, yakni pembangunan jalan Jangli-Undip. Saat ini masih tahap II. Proyek tersebut untuk memecah kepadatan lalin di wilayah tersebut. Termasuk memudahkan masyarakat menuju Undip. Kemudian pembangunan Tol Laut (Sayung-Semarang).

“Kami berharap masyarakat men-support pembangunan tanggul laut. Ini yang menjadi PR untuk penuntasan-penuntasan (persoalan) yang ada di wilayah Kota Semarang,” kata wali kota.

Proyek infrastruktur yang juga tak kalah penting menjadi perhatian Pemkot Semarang adalah penataan Semarang Lama. Mulai Kampung Melayu, Kota Lama, Pecinan. Mbak Ita berharap dengan semakin baiknya tiga kawasan yang saling berhubungan tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.

“Tiga kawasan itu akan kita tata menjadi lebih baik dan saling berhubungan. Termasuk normalisasi Kali Semarang yang melalui tiga kawasan tersebut,” terangnya. (ADV-HJKS)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya