RADARSEMARANG.COM, Semarang – Takmir Masjid Al-Mujahidin menggelar pelaksanaan salat Idul Fitri 1444 Hijriah, Jumat (21/4) pagi. Tak hanya hari ini, masjid yang berada di Jalan Patriot Raya, Purwosari, Kecamatan Semarang Utara ini juga akan menggelar salat id pada Sabtu (22/4).
Ketua Takmir Masjid Al-Mujahidin Gatot Saputro mengatakan inisiatif penyelenggaraan salat id dua kali untuk memfasilitasi dan memberikan jalan pada seluruh masyarakat yang ingin salat id di masjid ini. Tujuannya tak lain agar memberikan kemanfaatan bagi seluruh umat muslim.
“Perbedaan ini agar bisa terjalin ukhuwah tanpa saling menyalahkan dan paling benar sendiri. Jamaah di masjid ini tidak hanya satu golongan, ada banyak unsur golongan. Makanya kami tempuh jalur ini. Ada yang salat id di hari Jumat kita fasilitasi, begitupun dengan besok supaya mereka juga bisa mendapatkan tempat yang layak salat Id,” ujarnya pada RADARSEMARANG.COM ditemui usai salat.
Ia menegaskan, pelaksanaan salat ini berdasar pada kemantapan masing-masing jamaah, bukan berdasarkan golongan. Pihaknya selaku takmir hanya memberikan fasilitas.
“Bukan masalah dua golongan, tapi tentang keyakinan masing-masing jamaah. Kemantapan salat Id di hari Jumat atau Sabtu. Kalau berbicara golongan akan terkotak-kotak, tapi ini unsur Islam, bergantung pada keyakinan,” ucap dia.
Dikatakannya, hal semacam ini sudah terjadi beberapa kali. Tingginya toleransi di lingkungan masjid tak membuat masalah antarwarga.
Adapun jamaah yang melaksanakan ibadah Hari Raya Idul Fitri sekitar 300 orang. Salat dilakukan di halaman masjid, jamaah laki-laki dan perempuan di sekat dengan pembatas. Untuk keamanan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas turut berjaga.
Sementara itu, imam dan Khatib KH. Drs Mukhlas Ma’sum mengatakan meski pelaksanaan salat id berbeda waktu, namun merupakan rahmat dari Allah. Ia meminta umat muslim harus saling tasamuh, saling toleran, saling menghargai, dan saling menghormati.
“Karena ini perbedaan menjadi keyakinan mereka masing-masing. Tidak mungkin bisa disatukan. Karena ini dari istimbat hukum dari hisab dan rukyah,” ujarnya.
Ia menyebut, toleransi keberagaman di Kota Semarang bagus. Salah satunya dengan terlaksananya salat id ini yang tak terhalang apapun. “InsyaAllah bagus. Nyatanya ini (salat, Red) terlaksana. Lebih-lebih besok, karena mayoritas mengikuti dari pemerintah, besok lebih banyak lagi (jamaah, Red),” tandasnya.
Sebagai informasi, imam dan khatib untuk pelaksanaan salat id besok yakni Teguh Priyono. (ifa/bas)