RADARSEMARANG.COM, Semarang – Salat Idul Fitri digelar di Rumah Sakit Muhammadiyah Roemani diikuti oleh ratusan jamaah dari berbagai daerah, Jumat (21/4). Bertepatan dengan Hari Kartini, imam dan khutbah salat, H AM Jumai menyampaikan beberapa pesan.
Dalam khotbahnya, H AM Jumai menyampaikan penentuan awal Syawal merupakan ijtihad yang dilakukan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah. Sehingga jamaah Muhammadiyah yang berada Indonesia dan luar menyelenggarakan Salat Idul Fitri pada Jumat (21/4).
Jumai berpesan agar umat Islam harus dewasa dalam menyikapi perbedaan. Karena kemerdekaan sudah sejak lama.
“Kita sudah lama terdidik menjadi umat yang tercerahkan, tergerakkan dan membuat jamaah gembira. Sehingga tidak menjadikan perbedaan ini sebagai perdebatan, tetapi bagaimana menjadikan perbedaan ini adalah hikmah, berkah, rizki karunia Allah,” katanya.
Karena sebuah ijtihad tidak akan ada kesia-siaan. Jika para ulama benar, maka mendapatkan pahala dua, kata dia, jika salah mendapatkan satu pahala.
“Ini yang menjadi panutan. Kalau Jumat ini benar dapat dua pahala, tetapi kalau Jumat yang salah tetap dapat satu pahala,” katanya.
Selain itu, bertepatan dengan Hari Kartini. Jumai mengutip betapa luar biasanya peran RA Kartini dalam berkontribusi kepada bangsa dan negara.
Hal ini tercermin ketika saat ini banyak wanita hebat yang menjadi pemimpin. Seperti presiden, menteri, bupati, wali kota, gubernur, intelektual, dan pengusaha. “Ini peranan perempuan yang luar biasa dalam pembangunan bangsa,” katanya.
Melihat antusiasme masyarakat dalam mengikuti Salat Idul Fitri yang penuh di berbagai titik yang telah disiapkan. Nantinya, para panitia harus menyiapkan sarana prasarana, kelengkapan, dan fasilitasnya. “Jamaah harus nyaman,” katanya.
Ia mengimbau agar umat Islam tidak terpancing dengan perbedaan. Seperti penetapan awal Ramadan, dan penetapan Idul Fitri di Indonesia.
“Karena perbedaan ini sudah sering terjadi. Selama ini tidak terjadi masalah dan perdebatan yang sangat krusial sehingga dapat dipahami di masing-masing pihak,” ujarnya. (fgr/bas)