RADARSEMARANG.COM, Semarang – Warga binaan Lapas Perempuan Semarang kebanjiran order kue kering. Pesanan itu dari warga binaan dan petugas Lapas sendiri.
Salah satu warga binaan yang mengikuti bimbingan kerja (bimker) bakery Evelin menuturkan, dalam sehari bisa membuat 10 toples kue kering berukuran 250 gram. “Buat adonan 3 kilogram gitu jadi beragam kue kering, bisa jadi 10 toples,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM di sela pembuatan kue kering Selasa (4/4).
Ia menjabarkan, kue kering yang dibuat yakni nastar, kastangel, kue kacang, dan lainnya. Harganya bervariasi, mulai Rp 37 ribu, tergantung rasa dan ukuran. Selain kue kering, juga membuat beragam roti dan kue sesuai pesanan. Seperti roti tape, pisang coklat, dan donat.
“Modelnya kami pre-order. Kalau untuk kue kering sudah 100-an toples. Kalau roti menyesuaikan pesanan saja,” imbuh warga binaan yang tersandung kasus tindak pidana korupsi ini.
Meski begitu, Kasi Bimbingan Kerja Rini Sulistyowati belum berani memasarkan produk kue kering ke luar Lapas. Pasalnya, jenis produk makanan ini masih belum optimal dibandingkan produk jahitan ataupun tas yang diproduksi warga binaan.
“Produk makanan kami belum stabil. Selain itu pengawasan lebih sulit dibandingkan produk lain. Kami belum kerja sama dengan pihak ketiga sehingga masih kami batasi untuk orang dalam dulu,” jelasnya.
Selain kue kering, warga binaan juga mendapat orderan sajadah, mukena, hingga tas spunbond bertuliskan ucapan hari raya Idul Fitri. Untuk produk ini, sudah bekerja sama dengan pihak ketiga. “Khusus tas spunbond itu kami sudah membuat tujuh ribu tas, semuanya orderan dari pihak ketiga,” ujar Rini. (ifa/ida)