27 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Ribuan Warga Sampangan Nyadran Wot Galeh

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ribuan warga Kelurahan Sampangan menggelar nyadran di sekitar Makam Wot Galeh Jalan Lamongan Barat VII Sampangan, Kecamatan gajahmungkur, Minggu (5/3) kemarin. Mereka membawa sedekah bumi berupa makanan dan hasil bumi. Kemudian melakukan doa bersama, kemudian warga berebut makanan tersebut.

Ketua Pengurus Makam Wot Galeh, Suparyo, 64, menjelaskan, nyadran kubur merupakan tradisi religi di sekitar makam Jalan Lamongan Barat VII. Sebelumnya, warga membersihkan makam ahli warisnya. “Kami berdoa bersama mendoakan ahli waris yang sudah meninggal dan dimakamkan di sini. Kalau berdoa bersama kan bisa terkabulkan, meskipun hanya mengaminkan,” katanya.

Suparyo, ketua RW 05 Kelurahan Sampangan menambahkan, setiap warga yang datang mengikuti acara nyadran membawa sedekah makanan. “Setelah berdoa bersama, sedekah ini diperebutkan seperti di Klaten,” katanya.

Menurut sejarah dari leluhur, cikal bakal pendiri atau Danyang Sampangan dimakamkan di Wot Galeh bernama Nyai Tampi. Selain itu, di sebelah makam Nyai Tampi ada petilasan Syekh Maulana Maghribi. “Di sekitar sini ada petilasannya,” katanya.

Nyadran ini diikuti oleh warga Sampangan. Namun, ada juga warga luar Sampangan yang ikut nyadran karena memiliki ahli waris. “Karena Minggu Kliwon sudah Ramadan, maka kami lakukan hari ini (kemarin),” katanya.

Dipilihnya Minggu Kliwon, menurut pasaran Jawa, Minggu itu lima, Kliwon itu delapan. Totalnya 13 atau angka kramat bagi orang Jawa. “Warga bisa berkumpul bersama dalam kondisi meriah dan mempererat persaudaraan. Ternyata kalau bareng-bareng kan enak,” katanya.

Lurah Sampangan, Mohamad Anugrah Hamonangan berharap Makam Wot Galeh Sampangan dan nyadran bisa menjadi wisata rohani. “Ada sesepuh dari Sampang, bahkan ada yang dari Pati dan Cilacap,” jelasnya. (fgr/ida)

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya