Kerabat korban, Eni Purwati, 58, menjelaskan, pasangan suami istri itu baru saja mengantar Eni dan Jagad Nur Ilahi ke tempat saudaranya di daerah Tanggungrejo, Tambakrejo. Mereka berangkat dari Salatiga sekitar pukul 10.30.
“Dari Salatiga ke sini ngantar saya dan Jagad. Tadi kami berempat. Setelah mengantar kami, keduanya mau pulang ke Salatiga. Rencananya mau mampir salat dzuhur di masjid. Tapi, baru sampai sini malah terjadi kecelakaan,” kata perempuan asal Pekanbaru, Riau ini masih shock.
Wajah perempuan ini tak bisa menutupi kesedihannya. Matanya berkaca-kaca. Didampingi kerabatnya, Eni juga sibuk mencari informasi jenazah kedua kerabatnya itu untuk dilakukan evakuasi. Menurut Eni, selama perjalanan dari Salatiga menuju Tanggungrejo tidak ada firasat apa-apa.
“Firasat biasa aja, gak ada apa apa. Ke sini, saya tilik ke tempat adik. Tapi, mampir ke Salatiga dulu. Dia adik ipar saya,” ujarnya.
Sehari-hari Alif menjadi PNS Penata Sikhib Urminujahril Ajenrem Tipe B/073 Ajendam IV/Diponegoro di Salatiga. Bahkan, saat kejadian Alif masih mengenakan seragam dinas. Pasutri ini meninggalkan dua anak, yakni Alisha Bindatul Firdaus, 26, dan Serda Azkia Mustami Maulana yang bertugas di Ajendam IV/Diponegoro.
Kecelakaan maut tersebut sempat menjadi tontonan warga hingga mengakibatkan kemacetan. Setelah petugas Inafis Polrestabes Semarang tiba di lokasi dan melakukan olah TKP, kedua jenazah korban dimasukkan kantong jenazah dan dievakuasi dengan mobil ambulans ke RSUP dr Kariadi Semarang.
Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo menjelaskan, pasca kejadian, bangkai mobil yang ringsek tak berbentuk dievakuasi oleh relawan kemanusiaan bersama petugas Polsuska. Proses evakuasi tidak mudah. Mobil nahas tersebut diikat tali tambang lalu ditarik truk ke Jalan Tegalrejo, Cilosari.
“Tali tambang sempat dua kali putus, dan baru berhasil dievakuasi setelah ditarik ketiga kali. Selanjutnya mobil dievakuasi ke tempat aman tidak jauh dari lokasi kejadian,” jelasnya. (mha/mg5/aro)