RADARSEMARANG.COM, Semarang – Relokasi warga Perumahan Dinar Indah RT 6 RW 26, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, semakin mendesak dilakukan. Setelah banjir kembali melanda hanya karena hujan empat jam pada Sabtu (18/2/2023) kemarin.
Namun Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meminta warga bersabar. Karena masih mengupayakan penganggaran tempat relokasi berupa rumah susun (rusun)-nya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku tidak bisa langsung membangun rusun tempat relokasi puluhan warga terdampak banjir aliran Sungai Pengkol Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon awal Januari lalu dan Sabtu kemarin. Karena anggaran yang terbatas.
“Sabar dulu, kami tidak bisa mengeluarkan anggaran untuk membangun rumah-rumah warga. Kalau minta cepat, ya tidak bisa,” kata Mbak Ita –sapaan akrab wali kota- nya saat ditemui di Balai Kota Semarang, kemarin.
Pemkot Semarang saat ini sedang mengajukan pembangunan rumah susun kepada Kementerian PUPR. Sembari menunggu kucuran anggaran turun dari Pemerintah Pusat, Mbak Ita berupaya memperkuat tanggul agar tidak kembali jebol. Pihaknya jufa menganalisa kondisi hulu sungai.
“Saya sampaikan ke Sekda, kenapa setiap kali hujan selalu peres (volume airnya sampai permukaan sungai, red). Artinya ada sesuatu yang terjadi di hulu. Bahkan hampir beberapa hari ini peres terus. Kemarin tidak peres, tapi tanggulnya ada yang bocor,” jelasnya.
Mbak Ita menuturkan, pembangunan Perumahan Dinar Indah sebenarnya menyalahi aturan, lantaran tidak memiliki izin. Selain di Dinar Indah, perumahan di Rowosari juga belum berizin. Terlebih, perumahan tersebut tepat di pinggir sungai.