Sementara Plt Camat Tembalang Cipta Nugraha menyampaikan, banjir kali ini hampir sama dengan banjir pada Januari lalu. Hingga kini belum ada laporan jumlah warga yang terdampak banjir.
Namun pihaknya memperkirakan jumlahnya sama dengan yang kemarin karena lokasi banjir sama. Meski begitu, dipastikan tidak ada korban jiwa. Nugraha mengaku, bantuan sudah diterima sejak Sabtu malam (18/2).
“Banjir kali ini hampir sama, cuma warga sudah siap. Saat ini fokus kami pada permbersihan dulu. Bantuan makanan dan kesehatan pun sudah masuk semua sejak tadi malam,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nugraha berharap pemerintah dan dinas terkait segera melakukan realisasi rencana yang telah dibuat. Khususnya pada pembanguanan tanggul ataupun rencana lain untuk menuntaskan peristiwa banjir di Kota Semarang.
“Ya karena sudah banjir ke sekian kalinya, kami berharap segera direalisasikan segala rencananya yang sudah dibahas pemerintah. Agar tidak terjadi lagi banjir seperti ini,” tandasnya.
Baru dibersihkan, hujan kembali turun di wilayah atas. Sehingga Perumahan Dinar Indah kembali tergenang banjir. Air terus naik. Ketinggian pun beragam mulai dari selutut orang dewasa hingga satu meter.
Terpisah, Pelaksana Teknik PPK Opsda III BBWS Pemali Juwana, Yogie Leksono mengatakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana mulai mengerjakan tanggul darurat di Perumahan Dinar Indah Semarang untuk mengantisipasi adanya banjir susulan. Tanggul darurat itu diharapkan selesai dalam waktu satu minggu. “Kami estimasi dua minggu harus sudah selesai, tapi harapan kami sih satu minggu selesai,” katanya.
Hari ini petugas sudah mulai menutup tanggul jebol menggunakan tanah dengan dua ekskavator. Selain itu, material sand bag untuk membuat tanggul darurat juga mulai dikirim. “Untuk hari ini, kami baru mendatangkan material, untuk yang di Dinar Indah. Sedangkan yang memotong bambu ini 10-15 orang, untuk yang mengisi sand bag ada 20 orang,” bebernya.
BBWS akan membuat penguatan tanggul di sepanjang Perumahan Dinar Indah secara darurat. Mengingat wilayah setempat masih berpotensi hujan. “Jadi untuk penanganan sementara ini membutuhkan kecepatan. Jadi sementara ini menggunakan kondisi darurat dulu. Kami kejar-kejaran dengan hujan. Kalau ke depannya masih dikaji dulu, melibatkan beberapa stakeholder,” pungkasnya. (mha/kap/ida)
