30 C
Semarang
Saturday, 5 April 2025

Molor, Kontraktor Jalan Tembus Jangli-Undip Didenda, 17 Februari Harus Selesai

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pembangunan jalan tembus Jangli-Undip Tembalang mengalami keterlambatan. Sejatinya kontraktor wajib menyelesaikan proyek Desember 2022 lalu. Namun karena ada faktor alam, proyek molor dan harus selesai Februari ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Sih Rianung menjelaskan, saat tutup tahun lalu, kontraktor baru menyelesaikan pembangunan sekitar 88,39 persen. Sehingga terkena konsekuensi perpanjangan waktu dengan denda.

“Kontraktor masih diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaannya sampai pertengahan Februari, namun dengan konsekuensi terkena denda,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM.

Rianung menjelaskan, keterlambatan denda ini memang tidak semata-mata kesalahan kontraktor, yakni ketemu lapisan tanah yang jelek dan membuat longsor, sehingga diberikan kesempatan menyelesaikan pembangunan.

“Meskipun ini faktor alam, tapi ini konsekuensi dari kontraktor. Prinsipnya pekan depan pekerjaan klir,” jelasnya.

Rianung menjelaskan, denda keterlambatan yang diterima kontraktor atas konsekuensi perpanjangan waktu adalah 1 per seribu mil dari nilai kontrak, atau per hari denda yang harus dibayarkan kontrak sebesar Rp 27 juta.

“Badan jalan sudah jadi, tapi belum bisa dilewati karena harus menunggu proses pembangunan lanjut seksi I rampung,” tambahnya.

Kepala Bidang Pendayagunaan Infrastruktur DPU Kota Semarang Tunggul Hapsoro Adhi menerangkan, sesuai kesepakatan dengan pihak kontraktor perpanjangan waktu untuk penyelesaian pembangunan seksi II sampai 17 Februari mendatang.

Tunggul –begitu ia disapa– manambahkan, pembangunan seksi II ini menelan anggaran Rp 27,7 miliar. Terkait kendala kondisi alam, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Geologi Universitas Diponegoro (Undip) agar ruas jalan yang dibangun tidak kembali longsor.

“Kebetulan ketemu lapisan tanah lempung, saat digali selalu ambles, bahkan sampai tiga kali. Treatment sudah kita lakukan, lapisan tanah lempung ini kita angkat, dan diganti dengan meterial berporus seperti pasir dan semen, agar bisa mengikat tanah,” jelasnya.

Selain kendala lapisan tanah, menurut dia, tidak ada kendala lainnya untuk pembangunan jalan dengan panjang 975 meter dan lebar sekitar tujuh meter kali dua tersebut. Seksi II, kata dia, sengaja dibangun lebih dulu lantaran dianggap relatif sulit, karena harus melakukan pembukaan lahan.

“Ini kan trase baru berupa gunung dan perbukitan, jadi memang dibangun lebih dulu. Tahun ini menyusul seksi I untuk ruas Prof Sudharto atau samping kiri Masjid Undip sampai ketemu nol kilometer seksi II,” tuturnya.

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim
Adennyar Wicaksono

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya