RADARSEMARANG.COM, Semarang – Perayaan tahun baru Imlek 2574 di Kelenteng Sam Poo Kong, Minggu (22/1) kemarin, berlangsung meriah. Ratusan warga memadati kelenteng terbesar di Kota Semarang ini.
Mereka rela berdesak-desakan demi berebut kue keranjang yang dibagikan oleh Plt Wali Kota Semarang Havearita Gunaryanti Rahayu. Warga juga dihibur pertunjukkan barongsai.
Dua barongsai warna putih perak berlenggak-lenggok dan meloncat-loncat di atas panggung utama. Barongsai tersebut juga menerima angpao yang diselipkan di mulutnya oleh tamu undangan.
Setelah penampilan barongsai selesai, dilanjutkan dengan pentas dangdut yang membuat susana semakin semarak. Panitia penyelenggara juga membagikan kue keranjang kepada penonton dengan cara dilempar.
Plt Wali Kota Semarang Havearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, perayaan Imlek di Kota Semarang sudah dilakukan sejak dulu.
“Ini menandakan di Kota Semarang berbagai etnis, ras, budaya, dan agama bisa menjadi satu, hidup rukun. Terbukti dari adanya Semarang Lama, di sana etnis Melayu, Arab, Jawa, China, dan Eropa hidup berdampingan,” katanya.
Mbak Ita –sapaan akrabnya—mengajak masyarakat agar saling berbagi dan saling menjaga. “Banyak kegiatan yang melibatkan banyak pihak. Semarang ini merupakan rumah kita bersama dari berbagai etnis dan budaya,” ujarnya.
Perayaan tahun baru Imlek juga digelar di Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Kecamatan Semarang Tengah setelah dua tahun vakum akibat pandemi. Tahun ini, kelenteng tersebut mengadakan pertunjukan barongsai dan tradisi berbagi jeruk kepada masyarakat.
Kepala Sekretariat Kelenteng Tay Kak Sie Andre mengatakan, pembagian jeruk sudah menjadi tradisi tahunan. Jeruk dimaknai sebagai simbol rezeki dengan harapan bisa mendapatkan rezeki yang berlimpah.
“Itu memang tradisi tahunan di sini. Jadi, tiap tahun kita membagikan kepada para umat. Dengan memakan jeruk di awal tahun baru diharapkan bisa mendapatkan rezeki yang banyak,” ucapnya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (22/1)
Dalam rangka merayakan tahun baru Imlek, kelenteng ini buka selama 24 jam. Pada malam tahun baru, pengelola mengadakan ritual dan sembahyang bersama umat. Hal tersebut dilakukan para umat dan pengurus yayasan kelenteng dengan memanjatkan doa pada pukul 00.00 sebagai bentuk ucapan syukur.
“Ritual tadi malam kita lakukan sembahyang bersama dalam rangka pergantian tahun dari 2573 ke 2574 atau dari tahun harimau ke tahun kelinci,” kata Andre.