Kendati begitu ada catatan. Mbak Ita melarang ada pedagang yang tidur di pasar. “Karena itu bahaya. Tidak apa-apa sampai malam, tapi tidak boleh menginap di pasar, tetap harus pulang,” ungkapnya.
Menurutnya, Pasar Johar Cagar Budaya ini sudah melekat di hati masyarakat, khususnya bagi generasi penerus yang nantinya turut melestarikan.
“Pasar Johar dulunya merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara. Meski tidak sepenuhnya bisa sebesar dulu, minimal ini menjadi kebanggaan generasi penerus yang nantinya akan terus dilestarikan,” tambahnya.
Festival Pasar Johar ini bagian dari upaya Pemkot Semarang kali ketiga untuk menggairahkan perdagangan di Pasar Johar.
Selain digelar berbagai lomba, ada juga pameran anak-anak mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK. Ada lomba melukis, lomba bahasa Inggris, lomba sains, dan lainnya.
Bahkan ada lomba masak antar pejabat dinas atau OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dengan bahan sayur yang dibeli dari Pasar Johar. “Dan yang paling ditunggu ada grebek pasar,” tuturnya.
Mbak Ita juga berharap Festival Pasar Johar dijadikan bagian dari kalender event Dinas Pariwisata. “Tidak harus menunggu tahun depan. Bisa digelar saat Hari Kartini, Harlah Kota semarang, Agustusan, Hari Ibu, dan sebagainya yang mengena dengan perempuan,” jelasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nur Kholis menambahkan, Festival Pasar Johar juga menggandeng para pedagang. Tercatat 50 stand ikut meramaikan food court-nya. Selain itu, ada fashion show dari para pedagang dan lomba karaoke, serta lomba anak-anak.
“Pasar tidak hanya milik orang tua saja, tetapi kaum milenial, jangan hanya bangga kalau pergi ke mal. Tetapi harus bangga ke pasar tradisional seperti Pasar Johar. Apalagi Pasar Johar saat ini sudah bersih dan tertata,” tuturnya.
Bahkan Jumat (13/1) kemarin, ada arak-arakan, Sabtu (14/1) ada drumband anak-anak, ada rebana, kuliner, dan lainnya.
“Dalam HUT Kota Semarang insyaallah ada kegiatan. Bahkan di bulan Februari sebelum Ramadan atau dugderan. Semoga bisa 10 hari, sehingga bisa lebih meramaikan lagi Pasar Johar,” jelasnya.
Sementara itu, Pembina Persatuan Pedagang Johar Cagar Budaya (PPCJB) Abdul Wahab berharap Pemkot Semarang terus memantau kondisi pasar bila terjadi bencana. Seperti banjir kemarin, banyak pedagang yang kewalahan.
“Dengan adanya Festival Pasar Johar, pasar ini akan lebih hidup, pedagangnya kembali bisa memanfaatkan kondisi yang sudah mulai stabil,” harapnya. (fgr/mg6/mg7/ida)