RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ribuan tanaman mangrove rusak terdampak cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. Selain karena terjangan gelombang laut, tanaman mangrove tersebut juga rusak akibat diterjang kapal tongkang. Diperparah sampah kiriman dari hulu yang bocor hingga ke laut.
Pegiat Mangrove di pesisir wilayah Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Sururi mengatakan, sampah tersebut kiriman dari wilayah hulu yang menerjang kawasan pesisir akibat banjir di daerah aliran sungai (DAS) Beringin. Pihaknya sudah membersihkan dan mengumpulkannya.
“Iya, banyak tanaman yang tertimbun sampah. Sudah berhari-hari saya membersihkannya. Kalau dikalkukasi dengan truk, ya sampai dua truk sampah,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM Kamis (5/1) kemarin.
Sampah tersebut didominasi sampah plastik hasil penggunaan rumah tangga. Ada juga sampah organik, seperti halnya kayu besar yang merusak ekosistem mangrove. Menurutnya, kerusakan mencapai 10 persen dari luasan dua hektare yang dikelola.
“Sampah-sampahnya ya dibakar. Tapi juga mempertimbangkan arah angin juga. Penanganannya sementara ya tambal sulam mengganti yang rusak. Kemudian pasang bambu pelindung supaya kalau banjir, sampahnya tidak masuk,” bebernya.
Terpisah, pegiat mangrove Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang Utara, Zazid juga menyampaikan gelombang tinggi yang terjadi di pesisir Semarang menyumbang kerusakan tanaman mangrove di Tambakrejo. Kerusakan ini disebabkan diterjang kapal tongkang yang terdampar pada 23 Desember 2022 lalu.
“Ada seribuan tanaman yang rusak akibat gelombang tinggi ditambah kapal tongkang, merusak kurang lebih 60-70 persen,” katanya.
Ada juga kerusakan akibat sampah plastik yang menyangkut di akar tanaman mangrove. Sampah tersebut kiriman dari aliran Sungai Banjir Kanal Timur. Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan lurah dan Camat setempat untuk membuat pagar pelindung.
“Kalau pelindung bambu, lebih bagus sheet pile. Namun ya monggo, kami manut saja. Semoga bisa terealisasi,” pungkasnya. (mha/ida)