RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banjir yang melanda Kota Semarang sejak Sabtu (31/12/2022) lalu mendapatkan perhatian pusat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono langsung turun tangan. Pria 68 tahun dengan khas topi bututnya ini melakukan pengecekan titik banjir di Ibu Kota Jateng ini, Selasa (3/1).
Basuki didampingi Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin, Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman dan sejumlah OPD. Ia langsung meninjau rumah pompa di Kali Tenggang dan Sringin.
Dalam pantauan tersebut, dua rumah pompa ini kapasitasnya dinilai masih terlalu kecil, karena hanya 12 meter kubik per detik air yang bisa disedot. Akibatnya, wilayah Genuk, Pedurungan, dan Semarang Timur kerap dilanda banjir. Idealnya, kata Basuki, pompa di Sringin ataupun Tenggang harus memiliki kapasitas minimal 60 meter kubik per detik.
Basuki juga melakukan tinjauan ke Genuk untuk melihat ketinggian banjir. Di bawah jembatan tol Kaligawe dan Kelurahan Trimulyo hingga kemarin masih direndam banjir. Dari Genuk, rombongan menuju Sungai Plumbon dan Sungai Beringin yang sedang dilakukan normalisasi.
“Banjir di Semarang ini kita bagi beberapa klaster. Ada empat klaster, yakni di bagian barat Beringin dan Plumbon, Tengah dan Timur yakni Tenggang dan Sringin. Saat ini, bagian tengah masih tergenang, karena kapasitas pompa di sana masih kurang, ” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM usai meninjau Sungai Beringin.
Pihaknya mengaku akan mendatangkan pompa tambahan dengan kapasitas yang cukup besar dari Solo, Cirebon, Jogjakarta, dan Jakarta. Pompa ini diharapkan bisa mengeringkan wilayah yang masih tergenang. Nantinya juga akan ada penambahan enam pintu air di Sungai Tenggang dan empat di Sungai Sringin. Kementerian PUPR juga akan meninggikan jembatan tol Kaligawe dan peninggian jalan agar tidak menjadi titik banjir. “Sistemnya jika air tidak pasang, pintu air bisa dibuka agar air banjir bisa lancar. Kalau air laut tinggi, nanti akan ditutup dan disedot melalui pompa,” jelasnya.
Sementara itu, saat melihat Sungai Plumbon yang menjadi penyebab banjir di Semarang bagian barat, yakni Kelurahan Mangunharjo, Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan, pihaknya mengaku akan melakukan normalisasi sungai tersebut. Sebab, sedimentasi sungai ini tinggi, hingga menyebabkan tanggul jebol di empat titik pada Sabtu (31/12/2022) lalu,
Rencananya normalisasi akan dilakukan pada 2023 ini sebagai bentuk penanganan wilayah banjir. Ia menyebut, setelah Sungai Beringin yang sebelumnya menjadi penyebab banjir di wilayah yang sama, saat hujan lebat kemarin tidak terjadi banjir. Sehingga agar kawasan ini terbebas dari banjir, normalisasi Sungai Plumbon mendesak untuk dilakukan.
“Fokus normalisasi sepanjang 4,6 kilometer dan akan dilakukan mulai wilayah yang tanggulnya jebol (RW 4 Kelurahan Mangunharjo). Kalau panjang total sungai ini sekitar 23 kilometer, tapi kita fokus yang kemarin dulu,” jelasnya.
Normalisasi, lanjut dia, siap dilakukan jika Pemkot Semarang memberikan dukungan berupa pembebasan lahan rumah warga yang ada di bantaran Sungai Plumbon. Komitmen dari Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman pun diperlukan agar normalisasi bisa dilakukan dalam waktu dekat atau tahun ini.
“Harapan saya bisa dilakukan satu atau dua bulan untuk pembebasan lahan, apalagi ini masih awal tahun dan bisa dilakukan normalisasi,” katanya.
Sementara saat meninjau Sungai Beringin, Basuki menilai masih ada yang perlu dilakukan perbaikan. Misalnya jembatan Pantura dan jembatan rel kereta api (KA) yang harus ditinggikan. Menurutnya, untuk jembatan Pantura siap ditinggikan jika pembebasan lahan juga bisa dicover oleh Pemkot Semarang.
“Untuk jembatan KA kita akan berkomunikasi dengan Kemenhub, karena meninggikan jembatan satu meter, harus ada penyesuaian jalur KA sepanjang 100 meter,” jelasnya.
Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku akan melakukan rapat koordinasi dengan lintas sektoral pada Rabu (4/1) hari ini. Rapat tersebut dilakukan untuk mendukung rencana normalisasi Sungai Plumbon, dan peninggian jembatan Sungai Beringin yang membutuhkan pembebasan lahan.
“Secepatnya akan kita lakukan rapat, mumpung masih awal tahun bisa dilakukan pergeseran anggaran agar normalisasi bisa dilakukan, termasuk anggaran pembebasan lahan. Bagaimana caranya kita ingin terealisasi, karena ini menjadi program prioritas,” tandasnya.
Mbak Ita –sapaan akrabnya– menjelaskan, anggaran pembebasan lahan nantinya untuk lahan yang prioritas sesuai Instruksi Menteri PUPR, yakni sepanjang 4,6 kilometer dengan lebar sekitar 20 meter untuk Sungai Plumbon. Pihaknya juga akan menggandeng Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk melakukan appraisal.
Nantinya, ada lahan pemerintah ataupun lahan milik warga yang akan digunakan untuk mendukung normalisasi. Ia berharap masyarakat bisa memberikan dukungan pengentasan banjir dengan pembebasan lahan yang akan dilakukan pemkot.
“Nanti akan kita lakukan inventarisasi lahan yang harus dibebaskan di Sungai Plumbon dan jembatan yang harus ditinggikan. Harapan kami masyarakat bisa mengerti, karena sesuai aturan yang ada diterapkan sistem ganti untung,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman siap memberikan dukungan anggaran untuk pembebasan lahan sebagai salah satu cara pengentasan banjir di wilayah Tugu dan Ngaliyan berupa normalisasi Sungai Plumbon dan peninggian Jembatan Sungai Beringin yang diperkirakan menelan anggaram sebesar Rp 200 miliar.
“Kita akan anggarkan Rp 200 miliar. Intinya DPRD siap menyetujui anggaran untuk pembebasan lahan ini, dan akan berkoordinasi dengan Mbak Ita,” katanya.
Pilus – sapaan akrabnya–menerangkan, jika anggaran pembebasan lahan bisa klir, sehingga proyek normalisasi bisa segera dilakukan. “Kalau kita bergerak, nanti dari Kementerian PUPR bisa segera melelangkan proyek ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi kemarin juga melakukan peninjauan banjir di wilayah Villa Marina Semarang Barat dan Genuk. Di Villa Marina, genangan banjir air laut sudah surut. Namun belum ada aktifitas di permukiman elite tersebut. Pihaknya menurunkan bantuan sosial berupa dapur lapangan dan posko kesehatan untuk membantu warga terdampak banjir.
“Tim patroli Ditpolairud diterjunkan untuk melaksanakan pengamanan di lingkungan perumahan yang ditinggal warga karena banjir. Termasuk untuk distribusi bantuan warga yang masih tinggal di rumah masing-masing,” katanya.
Kapolda optimistis banjir akan segera reda. Hal ini didasarkan pantauan di sejumlah wilayah di mana air sudah mulai surut. Kendaraan besar sudah melintas di Kawasan Kaligawe. Terlihat, banjir di Kaligawe Semarang mulai surut setelah memasuki hari keempat. Namun sejumlah titik masih tergenang cukup tinggi, di antaranya di depan RSI Sultan Agung, bawah Jembatan Tol Kaligawe, dan di depan Mapolsek Genuk. Ketinggian air bervariasi, mulai 40-70 sentimeter. Mobil double cabin sudah bisa lewat.
“Hari ini saya datangkan lagi pompa dari Bengawan Solo dengan kapasitas 1 meter kubik per detik, dari Jogja 1 meter kubik per detik, dari Cimanuk 500 liter per detik, dan dari DKI dengan kapasitas 500 liter per detik. Jadi, total kapasitas sekitar 3.500 meter kubik per detik. Harapannya, paling lama besok (hari ini) sudah kering,” katanya saat meninjau Rumah Pompa Kali Sringin Genuk.
Menurutnya, banjir di Semarang disebabkan debit air hujan yang tinggi, sehingga rumah pompa yang ada dirasa masih kurang. Selain menambah pompa, pihaknya juga akan menambah pintu air di rumah-rumah pompa yang ada di Genuk. “Jadi, penanganannya nanti di sini (Rumah Pompa Sringin) kita akan tambah delapan pintu. Bukan menambah pompa. Pompanya tetap ini. Di Tenggang ada enam pintu, ini sudah kita pesan pintunya kira-kira tiga minggu akan jadi. Pintunya kita instal di sini,” jelasnya. (den/mha/aro)