27 C
Semarang
Tuesday, 8 April 2025

Banjir Semarang Belum Surut, Warga Karang Kimpul Tambakrejo Dirikan Dapur Umum Mandiri

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Warga RT 5 RW 1, Kampung Karang Kimpul, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang masih harus berjibaku dengan banjir yang hingga Selasa (3/1/2023) belum surut.

Banjir ini bukanlah yang kali pertama terjadi di Tambakrejo. Sebelumnya, pada Februari 2021 juga pernah terjadi banjir. Namun, banjir kali ini lebih parah.

Salah satu warga RT 5 RW 1, Kelurahan Tambakrejo, Robianti, 44, mengatakan, rumahnya terendam banjir setinggi 80-90 cm pada Sabtu (31/12). Saat ini, banjir mulai surut dan ketinggian airnya sekitar 15-20 cm.

“Kalau 2021, tingginya sepaha. Yang kemarin, sampai setinggi perut, tapi sejak Senin (2/1/2023) mulai surut kira-kira 20 cm,” katanya.

Meskipun dikepung banjir, para warga memilih untuk tetap bertahan di rumah masing-masing. Mayoritas rumah warga berlantai dua. Itulah yang saat ini dijadikan sebagai tempat mereka beraktivitas.

Robianti tak merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Air yang berasal dari PDAM masih mengalir lancar dan tidak bercampur dengan air banjir. Toilet yang digunakan pun tak bermasalah. Akan tetapi, saat banjir Robianti tak memiliki stok bahan makanan.

“Masak, tidur, mandi, mencuci dan lain-lain itu di lantai 2. Alhamdulillah, hampir semua rumah warga sini juga ada lantai duanya,” ucapnya saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Selasa (3/1/2023).

Selama banjir, Ia mengeluhkan suhu yang cukup dingin karena air menggenang di mana-mana. Tak hanya itu, ia juga khawatir kakinya terkena kutu air. Mobilitasnya pun ikut terganggu karena banjir.

Robianti memiliki 2 anak. Minggu lalu, seharusnya anak keduanya kembali ke pesantren. Namun karena banjir yang mengakibatkan sulitnya akses kendaraan, ia harus menunda keberangkatannya.

“Karena banjir, motornya nggak bisa keluar. Jadi, rencananya hari ini baru mau balik ke pondok” kata Robianti.

Kondisi banjir yang tak kunjung surut, membuat warga setempat berinisiatif mendirikan dapur umum mandiri pada Minggu (1/1) pagi. Dana yang digunakan berasal dari uang kas RT. Tak hanya itu, ada juga warga yang memberikan bantuan berupa uang dan bahan makanan.”Alhamdulillah, warga sini ada kesadaran dan mau saling membantu, gotong royong,” ucapnya.

Satu RT yang terdiri dari 31 kepala keluarga ini bergotong royong untuk mengelola dapur umum. Bapak-bapak bertugas mengangkut bantuan berupa bahan-bahan makanan dari jalan raya ke dapur umum. Sedangkan ibu-ibu bertugas untuk memasak.

Saat ini, beberapa warga mulai membersihkan rumah yang sudah tak lagi terendam banjir. Selebihnya, kerja bakti akan dilakukan pada Minggu depan untuk membersihkan selokan dan jalanan dari sisa banjir.

Mihani, 49, salah satu warga RT 5 RW 1 mengaku rumahnya sempat terendam banjir dengan ketinggian hampir 1 meter pada Sabtu, (31/12).

Beberapa warga turut mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan karena sulitnya akses kendaraan. Saat itu, arus listrik juga sempat padam.”Sekitar sini ada aliran listrik yang sempat nyetrum. Jadi, dari PLN dimatikan sebentar,” ucapnya.

Meskipun sudah memiliki stok bahan makanan, ia merasa terbantu dengan adanya dapur umum mandiri. Ia justru tidak pernah ke posko dapur umum dan posko kesehatan yang didirikan Pemkot Semarang. (mg6/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya