32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Banjir Masih Tinggi, Warga Tambakrejo Semarang Mengungsi di Kantor Kelurahan dan Musala

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Banjir yang merendam beberapa wilayah di Semarang mengakibatkan 2.000 rumah di Tambakrejo terdampak. Bahkan 10 keluarga mengungsi di Musala dan tujuh keluarga mengungsi di Kantor Kelurahan Tambakrejo.

Di Kantor Kelurahan Tambakrejo lantai dua, terlihat tujuh keluarga. Satu orang masih terlelap tidur. Ada dua akan yang asyik bermain di sekitar dan satu ibu-ibu masih membaringkan tubuhnya. Mereka menggunakan kasur yang dibawa dari rumahnya yang tergenang.

Salah satu warga RT 5 RW 3, Nanik, 35, menjelaskan di Jalan Purwosari V, kedalaman air mencapai perutnya atau sekitar satu meter. Sedangkan di rumahnya mencapai sepahanya. Diceritakan, Sabtu malam (31/12) ketika ada hujan lebat, air mulai meninggi di jalanan.

“Tiba-tiba banjirnya, lalu saya ngecek grup RW kok bisa mengungsi di kantor kelurahan, yaudah saya ngungsi dengan membawa pakaian secukupnya. Barang-barang saya amankan di tempat yang lebih tinggi,” ujarnya.

Warga lain, Imam, mengaku mengungsi di kantor kelurahan dapat info dari ketua RT. “Di sini yang mengungsi keluarga besar, ada 14 orang,” katanya.

Sementara itu, di Musala Nurul Qomar yang memiliki luas 125 meter persegi, Kampung Karang Kimpul RT 3 RW 1 Tambakrejo, ada 10 KK yang mengungsi di lantai 2 musala.
Salah satu warga RT 3 RW 1, Ahmad Muzammil, 60, menjelaskan saat ini banyak warga masih membersihkan rumah karena sudah mulai surut. “Di sini ada 20 orang yang mengungsi, tidurnya ada yang di atas, ada yang di bawah,” jelasnya.

Istri Muzzamil, Supriatun, 57, mengungkapkan rumahnya yang berukuran 4 x 14 meter itu ditempati sejak 30 tahun yang lalu yang saat ini dihuni suaminya saja. “Biasanya surutnya di rumah seminggu,” jelas ibu tiga anak ini.

Diakuinya, tiga tahun yang lalu atau saat pandemi pernah terjadi banjir serupa bahkan tiga kali. Bahkan, dirinya harus meninggikan rumahnya setahun sekali. “Banjir, surut, banjir lagi. Balapan dengan jalannya, kalau jalannya ditinggikan, rumahnya harus ditinggikan,” katanya.

Berbeda dengan Jamin, 60 yang memilih tinggal di rumah kontrakannya yang berukuran 15 meter persegi. Terlihat pintu rumahnya hanya berukuran satu meter saja.”Kemarin sepaha, saat ini selutut,” katanya saat ditemui Senin (2/1).

Dirinya sudah tinggal di rumah tersebut sudah puluhan tahun bersama tujuh orang yang terdiri dari suaminya, kakaknya, adik, dan cucunya, “Tidurnya di atas, ini kan dijebol untuk tingkat untuk tidur, saya dan suami di pojok,” katanya. (fgr/bas)

Reporter:
Figur Ronggo Wassalim

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya