28.6 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Tanggul Jebol, Villa Marina Terendam, Sebanyak 36 KK Dievakuasi Pakai Hardtop

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG — Akibat tanggul jebol, kawasan Perumahan Villa Marina RW 10, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat dikepung banjir rob, Kamis (29/12) kemarin.

Sebanyak 36 rumah di kawasan perumahan elite ini terendam dan semua penghuninya dievakuasi. Lokasi perumahan tersebut berada satu kawasan dengan objek wisata Pantai Marina.

CEK TANGGUL JEBOL: Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dan Forkopimda saat mengecek tanggul penahan ombak di kawasan Marina yang jebol dihantam gelombang tinggi, kemarin. (kanan atas) Warga Perumahan Villa Marina dievakuasi dengan perahu karet ke tempat yang aman. (kanan bawah) Titik tanggul jebol ditambal sementara dengan karung berisi pasir.N

Air menggenangi mulai dari bundaran sekitar 30 meter dari gerbang tiket masuk ke objek wisata Pantai Marina. Akses jalan di dalam perumahan tersebut mirip lautan. Ketinggian air bervariasi mulai 30 sentimeter hingga hampir satu meter. Di dalam lokasi perumahan juga sudah tidak ada aktivitas warga karena telah dievakuasi.

“Seluruh Kepala Keluarga (KK) yang ada di sini kurang lebih 70 KK. Dan rumah itu sebagian kosong. Yang kita evakuasi sekitar 36 KK,” ujar Babinkamtibmas Kelurahan Tawangsari Aipda Adib kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (29/12).

Adib membeberkan, air laut masuk ke dalam Perumahan Villa Marina sekitar pukul 01.00. Awalnya, air hanya dengan ketinggian sebetis orang dewasa atau sekitar 20 sentimeter. Hingga kemudian menggenangi permukiman dengan ketinggian mencapai sekitar 70 sentimeter.

Infografis

“Awalnya dapat laporan dari penjaga malam, adanya air masuk (ke permukiman) dari sisi timur dan barat. Saya cek di lokasi, air masih setinggi 10 – 20 sentimeter. Pagi harinya ketinggian air sudah sampai 70 sentimeter,” bebernya.

Selanjutnya, pihak kepolisian bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP serta anggota Polairud dan TNI melakukan penanganan awal.

Penghuni perumahan dievakuasi sementara ke tempat yang aman di Gedung Convention Marina. Proses evakuasi menggunakan kendaraan besar.

“Semua penghuni kita evakuasi, termasuk lansia dan anak-anak, kita angkut pakai kendaraan Hardtop. Setelah kita evakuasi, kemudian mereka dijemput kerabatnya untuk dipindah. Tapi kita juga masih bersiaga mengantisipasi terjadinya banjir susulan,” katanya.

Adib menyebutkan, ada tiga titik tanggul yang jebol. Terparah berada di sebelah timur, yang merupakan pemisah kawasan Perumahan Villa Marina dengan aliran sungai menuju muara. Tanggul yang jebol itu sementara ditutup menggunakan karung berisi pasir.

“Tanggul yang jebol ada tiga, satunya sudah lama, dan yang baru ada dua. Tanggul yang jebol tingginya sekitar 50 sentimeter dan panjangnya sekitar lima sampai enam meter. Ya, semoga cepat teratasi, mengingat cuaca masih ekstrem, khawatirnya gelombang masih tinggi, ya air (banjir) semakin tinggi lagi,” ujarnya.

Terlihat personel TNI dan Polri bergotong royong melakukan penanganan tanggul jebol menggunakan karung berisi pasir. Karung berisi pasir ditumpuk pada bagian tanggul yang jebol. Memang belum efektif, lantaran air masih mengalir lewat celah atau rembesan di bawahnya.

Kemarin, Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bersama Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar dan Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin melakukan pengecekan di lokasi tersebut hingga ke ujung atau lokasi tanggul yang jebol. Setelah turun dari kendaraan besar, keduanya jalan kaki menyusuri titik tanggul jebol.

“Mungkin ini bisa dikatakan bukan banjir ya, tapi karena awalnya adalah penahan ombak yang jebol. Ini kan kawasan milik PT IPU. Ada empat titik yang jebol tadi malam. Ketinggian gelombang mencapai 1,85 meter, dan sekarang sudah turun 1,20 meter,” ungkap Plt wali kota yang akrab disapa Mbak Ita.

“Tanggul yang jebol ini secara teknis disampaikan ada tambahan yang lama ke yang baru. Sepertinya retak atau batas ini yang menjadi jebol,” tambahnya.

Mbak Ita mengapresiasi personel TNI dan Polri yang langsung tanggap dengan melakukan penanganan sementara menggunakan karung berisi pasir. Namun demikian, penanganan ini dinilai belum efektif. Ia pun mendorong PT IPU untuk melakukan penanganan tanggul jebol tersebut.

“Karena apapun ini kan wilayah Kota Semarang. Tadi ada arahan dari Pak Kapolrestabes supaya ada tambahan dari PT IPU untuk menambah alat berat (beghu) untuk penutupan dari arah tanggul-tanggul tadi yang jebol. Karena pompanya juga hanya dua di sebelah sana, dan sini hanya satu,” bebernya.

Di lokasi tersebut, Mbak Ita juga masih mengkhawatirkan kondisi tersebut lantaran cuaca ekstrem. Jika terjadi hujan deras disertai gelombang tinggi, kata dia, tidak menutup kemungkinan adanya tambahan air laut yang kembali masuk ke dalam permukiman.

“Karena memang dalam seminggu ini cuaca sangat ekstrem. Ombaknya sangat kencang dan tadi malam tinggi gelombang naik 1,85 meter, sekarang sudah turun 1,2 meter,” katanya.

Selain di kawasan Marina, banjir juga terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tepatnya di depan PT Lamicitra Nusantara. Ketinggian air mencapai ukuran selutut orang dewasa. Pengendara motor yang nekat melintas juga mengakibatkan mesin kendaraan mogok.

Tak hanya itu, lokasi tersebut juga terjadi pemadaman listrik yang mengakibatkan aktivitas industri terganggu. Akhirnya, sejumlah perusahaan terpaksa memulangkan sementara karyawannya.

“Gedung sebelah yang punya genset tetap lanjut kerja. Jadi, yang mati listrik yang dipulangkan. Ya, kurang lebih 500 karyawan,” kata Lilis, salah satu pegawai PT Glory Industrial.

Terlihat perempuan ini juga berjalan mencari jalan yang tidak ada genangan. Menurut pekerja yang tinggal di Kedungmundu, Kecamatan Tembalang ini, dampak banjir sangat merugikan para karyawan. Karena ia telah menghabiskan ongkos bensin saat berangkat kerja, namun justru pulang dengan tangan kosong.

“No work no pay, kita gak kerja gak bayaran, ya rugi sekali. Padahal berangkatnya butuh bensin, makan, tenaga, waktu, sampai sini suruh pulang. Mau gimana lagi,” ujarnya pasrah.

Menurutnya, kejadian seperti ini bukan yang kali pertama terjadi di kawasan industri di Tanjung Emas Semarang. Beberapa waktu lalu, ratusan pekerja juga dipulangkan setelah terdampak banjir dan listrik padam. Kejadian banjir ini membuat trauma kejadian sebelumnya.

“Rasa trauma masih ada. Ya semoga ini cepat surut, dan cuaca kembali normal,” harapnya.

Tak hanya kawasan industri, terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas juga sempat direndam banjir. Air laut masuk saat gelombang tinggi dan melimpas masuk ke kawasan pelabuhan, Kamis dini hari.

“Sekarang sudah surut, tapi paling dalam sekitar pukul 03.00, sampai ruang tunggu penumpang. Tapi, kegiatan masih berjalan. Pompa ada, aktif semua,” kata Muchlisin, petugas keamanan Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS). (mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya