30 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Gelombang Tinggi Capai 3,5 Meter, Puncak Pasang Maksimum di Pesisir Utara Jateng

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG- Cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi dalam tiga hari ke depan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang memprediksi mulai Kamis (28/12) hari ini hingga awal tahun merupakan puncak pasang maksimum.

Potensi gelombang tinggi hingga 3,5 meter menerjang pesisir utara Jawa Tengah.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah pantai utara Jawa Tengah cenderung berpotensu gelombang kategori sedang hingga tinggi berkisar 0,5 hingga 2,5 meter. Sedangkan gelombang di Laut Jawa bisa mencapai 4 meter.

Dijelaskan, selama tiga hari ke depan akan muncul awan konvektif yang berpotensi menimbulkan angin kencang dan gelombang tinggi. Pada kejadian kemarin, kata dia, kecepatan angin tercatat sekitar 29 knot atau 54 km/jam.

Infografis

“Itu cukup kencang untuk kondisi di laut, ditambah gelombang kategori sedang. Itu mungkin yang memicu insiden perahu hancur,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Pihaknya memprediksi hingga 1 Januari 2023 masih berpotensi terjadi gelombang kategori sedang hingga tinggi. Gelombang wilayah pantai utara Jawa Tengah mulai Brebes hingga Rembang memang sedang, antara 1,25 hingga 2,5 meter. Namun untuk Laut Jawa kategorinya tinggi mulai 2,5 hingga 4 meter.

“Sehingga kita imbau kapal-kapal tidak beraktivitas dahulu” pesannya.

Ia juga mengimbau nelayan untuk sementara tidak melaut dahulu. Karena kondisi gelombang masih kategori sedang hingga tinggi. “Sangat berbahaya, apalagi nelayan yang menggunakan perahu kecil,” katanya.

Selain itu, pada 28 Desember 2022 hingga awal tahun 2023, diprediksi puncak pasang maksimum. Sesuai data yang dikeluarkan oleh Pushidrosal (Pusat Oseanografi TNI AL) tinggi air pasang maksimum 1,1 meter selama tiga jam.

Apabila puncak pasang maksimum tersebut bersamaan dengan adanya gelombang yang masuk kategori sedang hingga tinggi, maka akan menambah tinggi pasang laut. Sehingga untuk wilayah yang selama ini kerap tergenang banjir rob, tentu akan menambah ketinggian rob di daerah-daerah pesisir.

“Utamanya di Pekalongan, Semarang, Demak, dan Jepara,” ujarnya.

Ia mengimbau, masyarakat selalu meng-update informasi BMKG, baik melalui media sosial maupun radio. Selain itu, ia juga mengimbau kepada warga sekitar pesisir yang biasa terkena banjir rob untuk menyimpan surat-surat berharga diletakkan di tempat yang tinggi.

“Sehingga apabila terjadi banjir rob, berkas tersebut bisa aman,” katanya.

Sementara itu, wisatawan di Karimunjawa yang tak bisa pulang akibat terjebak cuaca buruk telah bernafas lega lantaran berhasil dievakuasi KM Kelimutu dan tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (28/12) sekitar pukul 05.00. Para wisatawan ini rata-rata masih menyimpan kisah pilu selama di Karimunjawa.

Seperti yang dialami dua wisatawan asing, Joao asal Portugal, dan rekannya, Dominic asal Austria. Keduanya tak bisa melakukan aktivitas wisata laut di Karimunjawa karena tidak ada perahu yang beroperasi lantaran stok bahan bakar minyak (BBM) habis. Keduanya tidak bisa melakukan snorkeling atau aktivitas laut lainnya di Karimunjawa.

“Sebagai turis, kami bosan, karena tidak ada aktivitas yang bisa kami lakukan di sana sejak kami tiba. Di sana kehabisan bahan bakar, jadi kami tidak bisa menyewa motor untuk berkeliling pulau,” katanya saat menginjakkan kakinya di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang usai turun dari KM Kelimutu, Rabu (28/12).

Joao tidak menyangka liburannya bakal berakhir seperti ini. Di sisi lain, ia bersama rekannya datang ke Karimunjawa sebagai penumpang kapal dari Pelabuhan Jepara. Ia berangkat Kamis (22/12) lalu. Namun kapal fery yang ditumpangi mengalami hambatan di tengah laut.

“Saat berangkat bermasalah di laut terbuka karena gelombang besar, banyak penumpang mabuk laut dan muntah. Setelah itu, tidak ada kapal datang lagi,” ceritanya.

Ia mengaku, sudah tiga kali berlibur ke Indonesia. Tapi baru kali ini terjebak cuaca buruk. Untuk menebus liburannya, ia akan melanjutkan travelling-nya di Jogja hari ini. “Kami tidak mengalami kesulitan apapun, orang-orang di sana dan pelayanannya baik. Tapi kami tidak bisa beraktivitas apapun, jadi kami merasa bosan setiap hari hanya makan dan tidur di hotel,” imbuh Dominico.

Hal sama diungkapkan, wisatawan asal Bandung, Risya. Perempuan berhijab ini juga tak bisa beraktivitas ke mana-mana lantaran motor yang disediakan di penginapan kehabisan bensin. Sedangkan untuk mencari BBM, juga kesulitan lantaran tidak ada stok.

“Maunya ngisi BBM, naik motor keliling. Tapi harga bensin per liter Rp 20 ribu. Itupun kalau ada gak papa. Udah nyari gak dapat, ya udah tiduran di homestay saja,” katanya.

Ia liburan ke Karimunjawa bersama dua temanya. Berangkat dari Pelabuhan Jepara Selasa (20/12) lalu. Namun, di tengah perjalanan, sempat mengalami mual akibat gelombang besar. Ia pun bersyukur setelah kapal yang ditumpangi bisa bersandar di Pelabuhan Karimunjawa.

“Itupun di sana juga tidak bisa wisata perahu kecil, akhirnya di darat. Esok harinya pun sama,” ujarnya.

Perasaannya semakin tidak menentu setelah mendapat kabar kapal penyeberangan ditunda karena gelombang tinggi. Perasaan sedikit berubah senang setelah mendapatkan kabar adanya penjemputan KM Kelimutu. Hingga akhirnya berhasil sampai ke Semarang dan melanjutkan perjalanan ke Bandung menggunakan kereta api. (fgr/mha/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya