30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Mesin Mati, Kapal Cahaya Harapan Hati Kandas di Perairan Tanjung Emas

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Akibat mesin kapal mati, sebanyak 12 kru kapal Cahaya Harapan Hati terpaksa terombang-ambing di perairan utara Semarang, Sabtu (24/12). Beruntung, mereka terselamatkan setelah berhasil dievakuasi tim SAR gabungan.

Kedua belas orang tersebut adalah, Muhamad Ramli, 42, asal Samarinda, jabatan Nahkoda. Kemudian Indah, 21, asal Samarinda, jabatan Mualim 1; Novean Anggi, 30, asal Trenggalek, jabatan Mualim 2; Dwi Cahyono, 50, asal Surabaya, jabatan KKM; Isak, 34, asal Sulawesi, jabatan Masinis 1; Darwis, 54, asal Sulawesi, jabatan Masinis 2; Sapri Miri, 26, asal Makasar, jabatan Juru Mudi 1; Abdul Rahman, 22, asal Makasar, jabatan Juru Minyak; Jusiyadi, 18, asal Makasar, jabatan Juru Masak; Ahmadi, 56, asal Jakarta, jabatan Mekanik; Andrianto, 42, asal Padang, jabatan Mekanik; dan Kukuh, 23, asal Grobogan, jabatan Masinis.

Kepala Kantor SAR Semarang Heru Suhartanto mengatakan, Kapal Cahaya Harapan Hati ini berangkat dari Surabaya pada Rabu (21/12) sekitar pukul 12.00 dengan tujuan Jakarta. Namun ketika sampai di Perairan Lamongan terjadi engine trouble. Setelah dilakukan perbaikan, kapal bisa berjalan sampai perairan Semarang. Tapi mengalami kerusakan mesin lagi untuk kedua kalinya.

“Jadi Jumat (23/12) sekitar pukul 10.00, Kapal Cahaya Harapan Hati engker di Dam (Breakwater) Hijau peraian Semarang untuk perbaikan mesin. Namun sampai malam belum jadi, tapi kondisi ombak di tengah perairan semakin besar mencapai empat meter. Semua kru kapal minta pertolongan untuk dievakuasi,” jelasnya.

Karena adanya informasi tersebut, Heru Suhartanto memberikan perintah kepada Nahkoda Rigid Inflatable Boat (RIB) Maheri Apriyanto untuk melakukan pertolongan evakuasi disertai alu SAR air. Diketahui panjang Kapal Cahaya Harapan Hati kurang lebih 40 meter dan lebar 10 meter.

“Ketika Tim SAR sampai didapati bagian Buritan sudah terhempas ombak dan air laut sudah masuk ke dalam Geladak Utama, 12 orang kru bergeser ke bagian Anjungan untuk dievakuasi,” tambahnya.

Heru menambahkan RIB berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas menuju Dam Hijau menempuh jarak 10 menit. Dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa. Untuk proses evakuasi dibutuhkan waktu 1 jam 30 menit dengan metode lowering. Yakni satu orang turun dengan tali selanjutnya ditarik menuju RIB.

“Sekitar pukul 04.30, Tim SAR berhasil mengevakuasi 12 orang dalam keadaan selamat. Selanjutnya dibawa ke dermaga Tanjung Emas untuk pemeriksaan kesehatan,” imbuhnya.

Kapal nahas yang mengalami kandas di break water kolam Pelabuhan Tanjung Emas ini berangkat dari Surabaya dengan tujuan Jakarta. Namun karena cuaca di laut cukup ekstrem, kapal tidak kuat menahan kerasnya hantaman gelombang.

Sementara itu, berdasarkan pengumuman Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, gelombang setinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Jawa bagian tengah. Sedangkan gelombang laut dengan ketinggian 2,5 – 4 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan Jawa Tengah seperti perairan Brebes-Pmalang, Pekalongan-Kendal, Semarang-Demak, Jepara dan Pati–Rembang.

Gelombang dengan ketinggian sama juga berpeluang terjadi di perairan Kalimantan Tengah bagian barat. Kondisi cuaca hujan juga berpeluang terjadi di daerah-daerah tersebut, dengan angin bertiup dari arah barat ke barat lain berkecepatan 10 hingga 30 knot.

Terpisah, Kabidhumas Kombes Pol M Iqbal Alqudusy meminta kalangan nelayan dan masyarakat yang akan melakukan wisata di daerah-daerah tersebut untuk berhati-hati. “Saat ini Polda Jateng melalui Ditpolairud sudah melakukan langkah-langkah preventif seperti pemberian imbauan serta berkoordinasi dengan instansi terkait. Tim SAR Polda Jateng juga sudah disiagakan,” kata Kabidhumas, Sabtu (24/12).

Sementara untuk di polres-polres jajaran Pantura, sudah diinstruksikan untuk menggerakkan Bhabinkamtibmas untuk memberikan peringatan pada komunitas nelayan dan memonitor perkembangan situasi. “Masing-masing polres sepanjang Pantura sudah diinstruksikan bertindak sesuai kakerda (karakteristik kerawanan daerah masing-masing). Kami berupaya meminimalisasi korban dalam kondisi gelombang tinggi dan cuaca buruk di laut Jawa. Karena itu, bisa berdampak fatal atau hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya

Lebih lanjut, Kabidhumas memberikan apresiasi kepada perusahaan atau pihak-pihak yang telah mengambil langkah pencegahan untuk tidak beroperasi di saat kondisi laut tidak bersahabat.

“Seperti salah satu perusahaan transportasi laut yang mengumumkan pembatalan pelayaran ke Karimunjawa. Langkah-langkah pencegahan seperti ini perlu diapresiasi. Keselamatan masyarakat tetap paling utama,” pungkasnya. (mha/kap/ida)

Reporter:
M Agus Haryanto
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya