RADARSEMARANG.COM, Semarang – Gelombang tinggi terjadi di perairan Jawa bagian tengah pada beberapa hari terakhir ini. Sejumlah perahu nelayan yang berada di dermaga Tambak Lorok, Semarang hancur diterjang ombak.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Semarang Slamet Ari Nugroho mengatakan gelombang tinggi yang terjadi Jumat (23/12) kemarin menyebabkan enam perahu milik warga Tambak Lorok hancur. Menurutnya kerusakan perahu sangat parah.
Satu perahu terpecah menjadi beberapa bagian. Slamet merinci enam perahu tersebut milik warga RW 15 Kampung Tambak Lorok. Yakni Ngatmono, Kopral, dan Tasripin yang berada di RT 5. Kemudian Nur Huda warga RT 4. Lalu Khoiri warga RT 2, dan Ali warga RT 6. “Perahu hancur sepenuhnya dan terpecah belah,” jelas Slamet kepada RADARSEMARANG.COM Sabtu (24/12).
Ia menambahkan kejadian perahu hancur dihantam gelombang ini menimbulkan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. “Satu perahu milik nelayan ini jenis perahu sopek. Satu kapal nilainya Rp 30 juta sampai Rp 60 juta,” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan koran ini perahu-perahu yang hancur tersebut masih berserakan di dermaga Tambak Lorok. Tepatnya di depan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Nelayan belum sepenuhnya membersihkan perahunya yang rusak karena gelombang tinggi masih berlangsung. “Nelayan belum berani berangkat dan mengungsikan perahunya di Kali Banger untuk menghindari gelombang tinggi lagi,” tambahnya.
Hal senada juga dikatakan salah satu nelayan Sukarto. Pria 48 tahun ini belum berani melaut karena gelombang tinggi bisa membahayakan. Bahkan gelombang sempat naik di dermaga dengan ketinggian dua meter. “Kami kurang data secara teknologi tapi pakai ilmu titen. Untuk sekarang dan besok, kami mungkin belum berani,” akunya.
Menurutnya meskipun sudah waspada dan tidak melaut. Kejadian ini sangat merugikannya karena nelayan adalah mata pencarian utamanya. Ia juga berjaga di perahu semalaman. Sehingga ketika ada gelombang tinggi bisa memudahkan evakuasi perahu.
“Kami sampai bermalam di perahu yang di dermaga untuk sewaktu-waktu melakukan evakuasi. Kalau dibilang rugi, ya jelas saya rugi. Semoga cepat mereda,” harapnya. (kap/ton)