RADARSEMARANG.COM, Semarang – Seluruh korban luka ringan dan berat akibat kecelakaan bus PO Semeru Putra Transindo nopol H 1470 AG yang terjun ke jurang di Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, sudah dipindahkan ke Semarang.
Selain dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN), sebagian korban menjalani rawat jalan di rumah. Untuk korban yang dirawat di RSWN, tercatat lima orang harus dioperasi karena mengalami patah tulang.
“Korban sudah dibawa semua ke RSWN. Hari ini (kemarin) 18 orang. Gelombang pertama lalu kalau gak salah 14 orang. Jadi, di sana (RSUD dr Sayidiman Magetan, Red) sudah nihil,” kata Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSWN Semarang Eko Krisnarto kepada RADARSEMARANG.COM, Rabu (6/12).
Para korban ini diobservasi dari Kabupaten Magetan menuju Kota Semarang menggunakan mobil ambulans milik Dinas Kesehatan, RSWN dan RSUD dr Sayidimin Magetan. Selain ada yang sudah dipulangkan, ada juga yang masih menjalani rawat inap lanjutan.
“Kita angkut dengan 11 mobil ambulans (kloter dua). Ada yang dievakuasi ke IGD, dan ada yang sudah boleh pulang. Ada 18 pasien. Sebelas orang rawat lanjutan dan tujuh orang rawat jalan, sudah diambil keluarganya,” jelasnya.
Korban yang rawat jalan hanya mengalami luka ringan. Namun mereka masih trauma. Sedangkan korban yang menjalani rawat lanjutan, mengalami luka berat dan perlu dioperasi.
“Sebagian besar yang mengalami luka berat patah tulang. Ada patah panggul, lengan, dan kaki. Namun sebagian besar patah kaki. Total ada 10 pasien yang mondok, karena perlu penindakan operasi. Sudah lima orang yang dioperasi, dan lima lainnya menunggu kondisi,” bebernya.
Lima orang yang sudah menjalani operasi adalah Buyana Sirmanto, Siswadi, Bejo Wahyudi, dan Sulasman, serta anak berusia 10 tahun Dinda Cahaya Sari. “Rawat inap dicover Jasa Raharja. Semua dicover, jadi tidak keluar biaya sama sekali,” katanya.
Salah satu yang menjalani rawat jalan Ragil Maulana menceritakan detik-detik bus pariwisata yang dinaikinya celaka masuk jurang. Bocah 8 tahun ini mengaku kejadian tersebut terjadi begitu cepat. “Pas bus jatuh (ke jurang) saya bilang ‘Ya Allah aku ingin selamat’,” cerita warga Manyaran RT 05 RW 02 Semarang Barat ini.
Ragil mengaku berangkat bersama keluarganya. Namun, takdir berkata lain. Bus yang ditumpangi Ragil dan rombongan satu RT tempat tinggalnya masuk ke jurang. “Saya sama bapak, ibu, kakak, dan adik,” ceritanya.
Sementara itu, Sukrani, ayah Ragil mengaku bersyukur semua keluarganya masih diberi selamat. Meski Ragil mengalami cedera di kepala. “Alhamdulillah semua selamat istri dan anak-anak saya. Ini Ragil luka di dahinya,” ucap Sukrani.
Seperti diberitakan sebelumnya, bus pariwisata PO Semeru Putra Transindo bernopol H 1470 AG itu berangkat dari Manyaran RT 05 RW 02 Semarang Barat hendak menuju Telaga Sarangan Magetan, Minggu (4/12) sekitar pukul 06.00. Mereka merupakan rombongan satu RT yang akan berwisata.
Namun sampai di tikungan tajam dekat Lawu Green Forest (LGF) Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, bus mengalami kecelakaan. Akibatnya, tujuh orang tewas dan 45 orang lainnya luka-luka. Hingga kemarin, penyebab kejadian masih dalam penyelidikan aparat Satlantas Polres Magetan.
“Yang nangani Polres Magetan di-backup pihak Polda Jatim. Unit Traffic Accident Analysis (TAA) Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Senin kemarin sudah diterjunkan ke TKP. Kami dipantau langsung oleh Korlantas,” kata Kasatlantas Polres Magetan AKP Trifonia Situmorang saat dihubungi RADARSEMARANG.COM.
Keterangan awal yang diperoleh dari kepolisian, bus tersebut mengalami rem blong. Namun menurut kasatlantas, hal itu masih dalam penyelidikan. Sebab, keterangan tersebut baru didapat dari saksi-saksi para penumpang bus nahas tersebut.
“Dugaan sementara rem blong. Itu kita dapat dari keterangan saksi yang merupakan penumpang bus. Tapi itu belum bisa dipastikan, karena mesin bus belum kita cek,” katanya.
Menurutnya, untuk mengetahui secara pasti dugaan rem blong tersebut perlu pengecekan terhadap bus setelah dilakukan proses evakuasi dari dasar jurang sedalam 31 meter. Sampai kemarin, bangkai bus masih berada di lokasi, dan belum dilakukan evakuasi karena sulitnya medan. “Nanti setelah dievakuasi, mesinnya akan kita cek, baru bisa dipastikan apakah benar remnya blong atau putus atau lainnya,” tegasnya.
Kasatlantas menambahkan, ada informasi sopir bus Mochammad Barliyan, 52, warga Penjaringan, Kemijen, Kota Semarang adalah sopir pocokan. Ini berdasarkan keterangan sejumlah penumpang. Namun kasatlantas masih akan melakukan penyelidikan.
“Untuk informasi tersebut masih kita dalami. Tapi, infonya sopir itu baru tiga bulan bekerja, dan baru pertama kali melewati jalan tersebut, sehingga belum menguasai medan. Untuk kepastiannya, kita akan berkordinasi dengan pemilik bus,” katanya.
Sesuai rencana, evakuasi bangkai bus nahas tersebut akan dilakukan Rabu (7/12) hari ini. Namun demikian, ia akan lebih dulu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan evakuasi. Sebab, kondisi lokasi juga tidak mudah untuk proses evakuasi.
“Kita mau cari jalur dulu. Itu tanahnya milik Perhutani, nanti kita koordinasi untuk penentuan jalurnya. Rencana awal kita akan ngambil dari atas. Tapi berhubung hujan dan tanah konturnya bergerak dan rawan longsor, makanya kita coba dari bawah dan buka jalur,” jelasnya. (mha/aro)
