30 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Oseng Kolang-Kaling, Dikemas dalam Sego Guling

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Kolang-kaling biasanya dijadikan sebagai toping minuman. Tetapi warga Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati mempunyai cara unik. Mereka mengolah biji muda dari buah pohon aren menjadi lauk. Dengan sebutan oseng-oseng kolang-kaling.

Rasanya pedas, gurih, dan kenyal, mirip kikil. Oseng-oseng ini kemudian dipadukan dengan telur dadar, ikan teri, gudangan yang dibungkus dengan daun jati beralaskan daun pisang. Namanya sego guling.

“Awalnya namanya sikoling, cuma kurang pas. Akhirnya tercetus nama itu sego guling supaya orang penasaran dan mencoba,” kata Lurah Jatirejo Musfiyati.

Ia menambahkan, sego guling baru diperkenalkan pada Juli 2022 lalu. Proses inovasi ini tergolong cukup lama. Untuk menentukan nama perlu musyawarah kader-kader Jatirejo. Tujuannya agar mudah dikenal sebagai ikon Jatirejo. “Setelah melalui proses dan uji coba, akhirnya tercetus nama itu,” tambahnya.

Ia menyebut, agar memiliki keunikan tersendiri, pihaknya juga mempercantik tampilan bungkusan nasi ini. Tak seperti pada umumnya, bentuk dari sego guling ini kerucut seperti tumpeng.  “Jadi cara makannya nanti juga harus digulingkan seperti namanya,” tambahnya.

Sego guling selalu tampil dalam setiap event. Hal ini untuk semakin mengenalkan kreativitas warga Jatirejo yang tidak melulu memamerkan kolang-kaling dalam cita rasa manis. Untuk satu bungkus nasi ini hanya di banderol Rp 6.000 saja.

Meski belum lama di lounching, namun sederet pejabat pernah mencicipi makanan ini. Seperti Kepala LKPP Hendrar Prihadi, Sekda Kota Semarang Iswar Aminyddin, Nana Storada selaku Asisten Dua Setda Kota Semarang Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Adi Tri Hananto Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kepala Dinas Pertanian Hernowo Budi Luhur, dan lainnya.

Nantinya, kader-kader Kelurahan Jatirejo akan mengadakan pelatihan agar seluruh masyarakat di wilayahnya bisa membuat sego guling. Lebih berkembang lagi, nantinya makanan ini bakal dihadirkan dan dikombinasikan dalam paket wisata seperti di Desa Kandri. “Inovasi unik ini dalam jangka pendek kami akan membuat paket wisata nanti akan disuguhkan sego guling,” tambahnya.

Pemkot Dukung Penuh Inovasi Masyarakat

Pemkot Semarang memberikan dukungan dan terus mendorong masyarakat untuk berinovasi dalam membuat kuliner baru khas Kota Semarang.

Salah satunya dengan membentuk Kampung Tematik Sirih. Berbagai kegiatan seperti pameran dan pemasaran terus dilakukan Pemkot Semarang. Dukungan juga diberikan Dinas Koperasi UMK Jateng untuk mengambangkan potensi lokal.

Lurah Wonodri, Agus Santosa, menambahkan, Pemkot Semarang memberi dukungan penuh untuk pengembangan produk sirih. Antara lain Kampung Tematik Sirih. Melalui program satu rumah satu sirih.

“Selain itu, berbagai pelatihan dan pameran yang dilakukan oleh Pemkot Semarang untuk pemberdayaan masyarakat yang ada di Wonodri ini,” katanya.

Agar lebih menarik, produk daun sirih dikemas menggunakan standing pouch. Karena lebih menarik cantik dan estetik. Kemasan ini harus dilaminasi dobel agar mencegah kerupuk melempem. “Selain itu, kita menggunakan toples untuk kemasan tertentu supaya terlihat keripik sirih lebih menarik. Kita bagikan keripik sirih menggunakan plastik ziplock untuk dicicipi” katanya.

Harganya jual produk keripik sirih juga masih terjangkau untuk produk yang sangat bermanfaat ini. Per kemasan Rp 20 – 25 ribu. Kedepan produk sirih dapat dikembangkan ke pasar nasional hingga internasional yang dapat menjadi ikon Indonesia. “Yang pasti bisa mendukung masyarakat untuk tetap sehat karena keripik sirih merupakan cemilan sehat yang kaya manfaat terutama untuk kesehatan tubuh kita,” ujarnya.

Masyarakat juga sangat antusias menerima kripik sirih ini. Karena dianggap unik dan bermanfaat untuk kesehatan. Seperti menurunkan diabetes, membersihkan darah, menurunkan  kolesterol, asam urat, tekanan darah tinggi, linu-linu, stroke ambien, dan penyakit lainnya.

“Masyarakat senang dan mendukung sirih sebagai produk andalan dan pantas dikembangkan karena nilai manfaatnya untuk kesehatan” tambah Ketua RW 12 Wonodri Kebondalem Sri Mulyaningsih.

Untuk pemasaran melalui berbagai macam cara. Seperti mengikuti pameran, toko oleh-oleh, toko online, dan reseller.

Walikota Semarang yang sekarang menjadi Kepala LKPP, Hendrar Prihadi, Sekda Pemkot Semarang, Kepala Dinas UMK Jateng, dan para pejabat Pemprov pernah merasakan keripik sirih.

Keripik sirih ini sudah ada PIRT dan NIB, serta sebentar lagi akan diurus kehalalannya. Kripik daun sirih ini jarang yang meniru. Tapi, dari segi kualitas rasa, dan kemasannya sangat berbeda. “Bahan bakunya yang mahal dan langka, keripik sirih ini jarang ditiru, kita sebagai pionir jarang sekali ditiru. Karena kita ada petani binaan sehingga ada banyak bahan baku,” tambahnya. (ifa/fgr/fth)

 

Reporter:
Ida Fadilah

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya