26.5 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Napi Lapas Bulu Peragakan Busana Batik Ecoprint

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Warga binaan (narapidana/napi) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Bulu Semarang kembali unjuk kebolehan pada fashion show batik ecoprint. Mereka ternyata piawai berlenggak lenggok di catwalk, meski sederhana.

Mereka difasilitasi Kasi Bimbingan Kerja Lapas Perempuan Bulu Semarang Rini Sulistyowati bersama desainer ternama Entin Gartini dalam kegiatan pameran di halaman Lapas Wanita Bulu.

Terdapat 8 busana yang diperagakan. Tidak hanya warga binaan, petugas pun ikut unjuk kebolehan bergaya memamerkan busana batik.

“Kami sudah memberikan bekal berupa pelatihan, life skill, dan motivasi. Adanya fashion show ini untuk mengembalikan rasa percaya diri. Karena di sini tidak selamanya, ke depan bisa lebih baik lagi,” kata Rini.

Ia menyebutkan, peminat karya warga binaan luar biasa, termasuk Entin. Hal itu karena pihaknya selalu mengikuti perkembangan pasar. Menurutnya, jika hanya mengandalkan kain saja, di luaran sudah banyak dan bisa kalah saing.

“Namun, jika corak dan bentuk yang mengikuti perkembangan pasar, saya yakin suatu saat nanti batik di sini bisa mendunia. Semoga bisa menjadi industri batik,” tambahnya.

Melihat potensi positif ini, Desainer Entin Gartini tertarik dengan produk warga binaan. Karya berupa tas sulam pita sudah dibawanya ke Kanada untuk dipamerkan dalam acara Vancouver Fashion Week (VFW) 2022.

Dalam fashion show itu, Entin menuturkan keinginannya agar warga binaan bisa meniru dan memiliki koleksi batik sendiri. Saat ini ia sedang memberikan pelatihan desain.

Dalam prosesnya, ia tidak kesulitan mengajari warga binaan. Karena ia sendiri semula juga belajar dari nol.

“Saya mengerti harus sabar. Jadi saya bisa memposisikan diri mengajari orang baru seperti apa. Tentu kendala ada, tapi kami bertatap muka melalui zoom meeting seminggu sekali, jadi no problem,” ucapnya.

Entin menuturkan, dalam fashion show yang ia ikuti di Kanada, penonton terperangah karena busana yang berasal dari kain batik ecoprint pagar alam dipadukan dengan tas sulam pita menjadi penampilan yang klop. Penonton terkejut karena karya itu handmade, bukan sablon atau cap.

“Dalam ajang itu saya menyampaikan bahwa ini merupakan karya warga binaan. Ada video teaser pembuatan batik dan tas sulam pitanya. Jadi mereka tahu kalau itu handmade,” imbuhnya. (ifa/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya