RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Memasuki musim penghujan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap adanya cuaca ekstrem. Seperti yang terjadi Minggu (6/11) lalu, BPBD mencatat ada 9 daerah yang dilanda bencana seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.

Bergas Catursari. (KHAFIFAH ARINI PUTRI/RADARSEMARANG.COM)
Kepala BPBD Jawa Tengah Bergas Catursari merinci berdasarkan data Senin (7/11) pukul 01.00, sembilan daerah tersebut ialah Kabupaten Cilacap, Kebumen, Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang, Grobogan, Demak, dan Jepara.
Paling parah di Kabupaten Cilacap dengan lima desa terkena banjir, 2718 jiwa terdampak, dan 37 jiwa harus mengungsi serta di Kota Semarang ada ratusan warga yang terdampak akibat ketinggian air mencapai satu meter.
“Sebenarnya dampaknya rata-rata hampir sama setiap bencana. Cuma di Cilacap dan Semarang selain langganan, bisa dibilang terparah,” jelasnya saat dikonfirmasi RADARSEMARANG.COM Senin (7/11).
Penyebab terjadinya banjir, tanah longsor, dan angin kencang ini didominasi adanya curah hujan dengan intensitas yang tinggi. Meskipun ribuan warga terdampak, tapi belum ada data adanya tempat darurat untuk pengungsian.
“Sejauh ini belum ada informasi itu. Semarang sifatnya juga baru bantuan logistik. Karena ini sifatnya banjir langsung surut. Jadi nggak banyak pengungsian, mereka untuk sementara waktu hanya bergeser ke rumah saudaranya,” imbuhnya.
Ia menambahkan dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Melainkan hanya ada kerugian secara material. “Lebih ke kerugian material. Seperi rumah rusak karena kerobohan pohon atau longsor,” akunya.
Bergas mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada adanya cuaca ekstrem. Pihaknya meminta agar masyarakat dapat mengakses informasi pra perkiraan cuaca dari Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sehingga mereka bisa bersiap-siap menanggulangi bencana.
Misalnya dengan menyiapkan tempat-tempat yang aman untuk menyimpan aset berharga, menyiapkan pintu anti banjir, dan sebagainya. Menurutnya mengaku hingga kini masih ada masyarakat yang belum menyiapkan hal tersebut.
“Itu antisipasi ya jadi kalau dirasa wilayah itu (langganan banjir), warga sadar bahwa wilayahnya rawan banjir, rawan longsor tentunya sudah mengantisipasi,” ungkapnya. (kap/ida)