25 C
Semarang
Saturday, 10 May 2025

Tiga Kelurahan di Kecamatan Tugu Semarang Diterjang Banjir

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Tiga Kelurahan di Kecamatan Tugu, terdampak banjir paling parah, Minggu (6/11). Banjir ini terjadi lantaran belum ditutupnya sheet pile Sungai Beringin, dan jebolnya tanggul Sungai Plumbon, yang menerjang Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, dan Mangunharjo.

Pantauan RADARSEMARANG.COM, RW 7 Kelurahan Mangkang Wetan dan RW 4 Kelurahan Mangunharjo menjadi titik terparah banjir. Banjir di RW 7 sendiri terjadi lantaran sheet pile Sungai Beringin, belum ditutup karena untuk akses alat berat.

Sementara banjir di RW 4 Kelurahan Mangunharjo, terjadi lantaran jebolnya tanggul Sungai Plumbon, penyebabnya tak lain adalah penyempitan aliran sungai dan sedimentasi yang sangat parah sehingga aliran air tidak lancar.

Senin (7/11) pagi, warga nampak masih membersihkan sisa-sisa banjir berupa lumpur, dibantu pemadam kebakaran atau menggunakan alat seadanya.

Ada pula warga yang sedang mengevakuasi barang-barang berharga ketempat lebih aman, serta mengais reruntuhan rumah yang bisa diselamatkan.

“Nggak sempat evakuasi barang mas, fokus kita cari tempat yang lebih tinggi karena air dari Sungai Beringin cukup kencang,” kata seorang warga RW 7 Kelurahan Mangkang Wetan yang sedang membersihkan rumahnya.

Ketua RW 7 Kelurahan Mangkang Wetan, Mujidin menejelaskan banjir melanda wilayah dan merendam ratusan rumah yang ada di RT 3,4,5,6,7,8,dan 9. Namun titik terparah ada di RT 8 karena letaknya tak jauh dari sheet pile yang terbuka.

“Jam 16.00 itu air sudah masuk perkampungan dan langsung menyapu semua yang ada,” terangnya.

Pihaknya mengaku masih melakukan pendataan jumlah rumah yang rusak karena banjir ini. Harapannya bisa mendapatkan bantuan dari Pemkot Semarang.

“Kalau jumlah rumah kita masih data, fokus kita ini membersihkan rumah dari lumpur,” jelasnya.

Saat banjir terjadi, pihaknya meminta warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kebetulan ada tandon air pamsimas yang digunakan untuk mengevakuasi anak-anak dan wanita.

Selain memporak-porandakan perkampungan, lanjut Mujidin, ada 18 perahu nelayan yang hanyut. Warga pun, langsung bergotong royong melakukan pencarian.

“Lima perahu rusak parah, satu masih hilang sisanya rusak ringan,” tuturnya.

Mujidin berharap agar normalisasi Sungai Beringin bisa cepat rampung, tujuannya tak lain agar warga bisa terbebas dari ancaman banjir yang terjadi saat musim hujan.

Lain halnya di RT 4 RW 4, Kelurahan Mangunharjo warga meminta ada perhatian pemerintah untuk melakukan normalisasi Sungai Plumbon. Apalagi paska kejadian banjir bandang Minggu (6/11) petang, sedikitnya ada 30 rumah warga terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.

“Total 30 rumah yang terdampak, sebelumnya air limpas kemudian menjebolkan tanggul sehingga banjir bandang masuk ke perkampungan,” kata Ketua RT 4 RW 4 Kelurahan Mangunharjo, Muhsin.

Normalisasi Sungai Plumbon kata dia, cukup mendesak. Apalagi kondisi sungai terjadi sedimentasi atau pendangkalan yang sangat tinggi. “Aliran air tidak lancar, sehingga banyak tanggul yang rawan jebol. Selama ini perbaikan hanya dilakukan tambal sulam,” keluhnya

Camat Tugu, Pranyoto menerangkan hanya Kelurahan Jrakah yang terbebas dari banjir. Sisanya yakni Kelurahan Mangkang Wetan, Mangunharjo, Mangkang Kulon, Randu Garut, Karanganyar, dan Tugurejo terdampak banjir.

“Banjir terparah ada di tiga Kelurahan yakni Mangkang Wetan dan Mangkang Kulon, serta Mangunharjo,”bebernya.

Menurutnya ada beberapa RW di Mangkang Wetan yang terdampak akibat normalisasi Sungai Beringin belun rampung, yakni di RW 1,2,3 dan terparah di RW 7. “Karena sheet pile masih terbuka, jadi air langsung masuk kerumahnya warga,” tuturnya.

Mantan Sekcam Kecamatan Semarang Barat ini menerangkan di Kelurahan Mangkang Kulon dan Mangunharjo, juga terdampak cukup parah lantaran ada titik tanggul yang jebol di RW 4 Kelurahan Mangunharjo.
Sedimentasi sungai yang parah, membuat sungai tidak bisa menampung debet air yang tinggi.

“Ini kita koordinasi dengan DPU dan BBWS untuk perbaikan tanggul. Sementara akan ditutup menggunakan karung pasir,” katanya.

Pihaknya mengaku masih melakukan pendataan rumah yang rusak akibat banjir bandang yang terjadi Minggu (6/11) kemarin.

“Jumlah rumah yang rusak, kami masih hitung. Fokus kami adalah logistik warga,” pungkasnya. (den/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya