RADARSEMARANG.COM, Semarang – Jenazah Novita Kurnia Putri alias Novita Brazil, 25, yang menjadi korban penembakan di San Antonio, Texas, Amerika Serikat (AS), tiba di Semarang, Minggu (30/10) dinihari. Pemulangan jenazah ini juga didampingi suaminya, Robert Brazil.
Setelah disemayamkan di rumah duka, Minggu sekitar pukul 11.00, jenazah Novita dimakamkan di TPU Sasonoloyo Bumi Rejo, Pudak Payung, Banyumanik. Isak tangis tak terbendung ketika peti jenazah dimasukkan ke mobil ambulans yang membawa menuju TPU Sasonoloyo.
“Mohon maaf apabila putri saya mempunyai kesalahan selama hidupnya,” kata ayah Novita, Ade Sutisna, saat melepas putri sulungnya pergi untuk selama-lamanya.
Sesampai di gerbang TPU, peti jenazah warna putih diselimuti kain warna hijau tersebut diturunkan dari mobil ambulans menuju liang lahat. Peti diangkat oleh belasan kerabat, anggota Polsek Banyumanik dan TNI Koramil Banyumanik.
Suami Novita, Robert Brazil, ikut memakamkan istrinya. Ia mengenakan baju lengan panjang motif baris warna hitam kombinasi putih. Meski terlihat tegar, sesekali prajurit Angkatan Udara Amarika ini mengusap air matanya. Keluarga, kerabat, termasuk teman-teman juga menangis saat peti jenazah dimasukkan ke liang lahat. Prosesi pemakaman dilakukan secara Islami.
Jenazah almarhum Novita tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, Sabtu, (29/10) sekitar pukul 15.50. Kemudian dilakukan serah terima jenazah kepada suami almarhum Novita, Robert Brasil, didampingi pejabat dari KBRI dan Tim Kemenlu. Jenazah lalu dibawa menuju rumah orang tuanya di Jalan Pudak Asri, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik dan tiba Minggu dini hari.
“Saya berterima kasih banyak kepada pihak Kemenlu, Kejari, dan aparat yang sudah sesuai jalur dan rencana,” katanya.
Usai putrinya dimakamkan, Ade Sutisna mengaku tak bisa berbuat banyak. Ia hanya berharap, putrinya mendapat keadilan atas kejadian penembakan tersebut. “Kita serahkan kepada pemerintah setempat. Suaminya juga sudah mengubungi pengacara,” ujarnya.
Robert Brazil melalui Wulan, rekan almarhumah Novita, juga berharap adanya keadilan dalam kejadian ini. “Kita tidak pernah ngerti dengan kejadian itu bakalan datang, dan Robert pun juga bingung, pertama yang dilakuin apa? Pada umumnya kita berharap ada keadilan di sana,” katanya melalui Wulan usai prosesi pemakaman.
Dijelaskan Wulan mengutif pengakuan Robert, pelaku penembakan masih anak di bawah umur. Penanganannya juga masih tetap sesuai peraturan pemerintah. Namun demikian, pihaknya berharap adanya keadilan yang terbaik untuk Novita.
“Mungkin kita saat ini harus mencoba memaafkan. Meskipun itu sulit, tapi kita mencoba memaafkan, tapi hukum harus tetap berjalan,” ujarnya.
Pasca kejadian tersebut, Robert mengaku shock dan tak menyangka bakal ditinggal pergi istri tercintanya. Dia masih tak percaya, istrinya meninggal terkena berondongan tembakan salah sasaran, Selasa (4/10) lalu.
“Saat kejadian, Robert istirahat sambil melihat televisi di lantai atas. Sedangkan Novita di lantai bawah. Lalu dengar suara ribut-ribut di lantai bawah, ia lalu turun ke bawah sambil tiarap,” ceritanya.
Ditanya kenangannya dengan Novita, Robert mengaku tak bisa menjelaskan secara spesifik. Menurutnya, segala momen bersama Novita merupakan hal yang spesial. “Setiap momen spesial,” katanya.
Seperti diketahui, Novita Kurnia Putri adalah warga Kota Semarang yang menikah dengan warga Amerika Serikat, Robert Brazil. Suami korban bekerja sebagai prajurit Angkatan Udara AS. Putri pasangan Ade Sutisna dan Nani Muldiyani ini menikah dan tinggal dengan suaminya di Amerika sejak 2020. Novita sendiri dikenal sosok perempuan yang cerdas. Ia mendapat beasiswa baik S1 maupun S2 di Jerman.
Semasa kecilnya, Novita tinggal di lingkungan Asrama TNI di RT 5 RW 5 Asrama Kodam IV/Diponegoro, Kesatrian, kelurahan Jatingaleh, Candisari, Semarang. Asrama tersebut merupakan tempat tinggal kakeknya yang dulunya anggota TNI. (mha/aro)
