28.3 C
Semarang
Saturday, 11 October 2025

Pemprov Jateng Kembangkan Infrastruktur Ramah Lingkungan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus mendukung dan berinovasi untuk mengembangkan infrastruktur berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan metode dan penggunaan bahan material.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah AR Hanung Triyono menegaskan tak alergi dengan inovasi yang terus berkembang di dunia infrastruktur. Inovasi tersebut untuk memberikan hasil terbaik.

Terakhir pihaknya melakukan inovasi dengan penggunaan serat baja. Termasuk penggunaan semen Non OPC (Non-Ordinary Portland Cement) yang dinilai lebih ramah lingkungan. Pemeliharaan infrastruktur juga terus dilakukan. Total pemeliharaan jalan di Jateng mencapai 2.404 km dengan peningkatan berkisar 10 km.

“Sebenarnya banyak spesifikasi yang mengarah kesana. Namun memang harus ada acuan (regulasi). Kita dorong untuk itu, kalau hasilnya bagus kenapa tidak?” jelas Hanung di sela-sela Seminar Teknologi Inovasi Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Hotel Padma Kamis (20/10).

Hanung menambahkan dalam berinovasi selalu menekan pada kualitas, efesiensi waktu, harga, dan regulasi. Harapannya semua bisa tertangani, dengan baik. Khususnya infratstruktur jalan provinsi.

Dalam seminar yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) turut hadir narasumber lain. Yakni Kepala Satker Jalan Tol Semarang-Demak Yusrizal Kurniawan; Chairperson GBC Indonesia Iwan Prijanto, dan Ketua HAKI Prof Iswandi Imran. Acara dibuka oleh Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip Dr Jati Utomo Dwi Hatmoko.

Sementara Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip Dr Jati Utomo Dwi Hatmoko mengatakan, konsep konstruksi infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan, selaras dengan fokus Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Undip.

“Kami di departemen Teknik sipil mengembangkan riset-riset yang sesuai dengan prinsip-prinsip konstruksi berkelanjutan, baik dari sisi aspek material, teknologi pelaksanaan konstruksi, sampai digitalisasi kontruksi melalui implementasi Building Information Modeling,” katanya.

Melalui Peraturan Menteri PUPR nomor 9 tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan, pemerintah mendukung konsep infrastruktur berkelanjutan dan ramah lingkungan. Konstruksi berkelanjutan ini harus memenuhi prinsip berkelanjutan pada seluruh sumber daya dan siklus hidup bangunan gedung dan atau bangunan sipil.

Tidak hanya dari sudut pandang perkembangan bangunan infrastrukturnya saja melainkan juga dampak dari hulu ke hilir. Semua aspek yang terdampak diperhatikan, baik alam dan masyarakatnya.

Chairperson GBCIndonesia Iwan Prijanto menyampaikan mengenai tantangan serta peluang dari pendekatan perencanaan konstruksi untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang. Maka dari itu, bahan baku yang ramah lingkungan, salah satunya semen non-OPC, menjadi sangat penting dalam mendukung implementasi konstruksi infrastruktur yang berkelanjutan.

Semen non-OPC sendiri adalah semen yang direkayasa sedemikian rupa sehingga jumlah klinker yang dihasilkan menjadi jauh lebih sedikit. Kandungan CO2 yang dihasilkan dalam proses pembuatan semen ini menjadi jauh lebih kecil, namun pengurangan jumlah klinker dilakukan tanpa mengubah sifat fisika dan hasil semen itu sendiri. Kualitas kekuatan semen akan tetap baik.

Sedangkan Semen OPC atau yang juga dikenal dengan portland tipe I yang selama ini beredar di pasaran. Yakni jenis semen yang umumnya terdiri atas 3 bahan dasar utama pembentuk semen yaitu klinker/terak (88-95 persen), gypsum (sekitar 5 persen, sebagai zat pelambat pengerasan), dan material ketiga, seperti batu kapur, pozzolan, abu terbang, dan lain-lain (tidak lebih dari sekitar 3 persen). (kap/ida)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya