RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang fokus untuk melakukan penanganan pasca banjir yang terjadi di wilayah Mangkang dan sekitarnya, Kamis (13/10) petang lalu. Penanganan dilakukan dengan memberikan bantuan kepada keluarga yang terdampak, dan meminta kontraktor untuk menutup saluran air dan jalan yang masih terbuka dengan sheet pale di aliran Sungai Beringin.
Camat Tugu Pranyoto menjelaskan, kemarin air sungai limpasan Sungai Beringin sudah mulai surut. Warga sudah beraktivitas seperti biasa, serta melakukan pembersihan sisa-sisa banjir.
Ia menjelaskan, banjir terjadi lantaran adanya saluran air dan bekas akses jalan untuk alat berat belum ditutup. “Ada beberapa titik, yakni di RW 3, 7, dan 4 Kelurahan Mangkang Wetan. Kemarin memang buat jalan alat berat. Ada juga yang saluran air. Titik terparah di wilayah RW 3,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Jumat (14/10).
Ia mengatakan, untuk titik yang terbuka, yakni di RW 3 dan 7, saat ini sudah ditambal dan ditutup sheet pale. Perbaikan langsung dilakukan untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi, sehingga air dari Sungai Beringin tidak lagi melimpas.
“Saluran di RW 7 dan RW 3 sudah ditutup dan ditambal, karena limpasan air berasal dari saluran tersebut. Perbaikan itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hujan di wilayah atas agar air sungai tak lagi meluap,” ujarnya.
Pranyoto menyebutkan, ketinggian air yang merendam wilayahnya mencapai 50 sentimeter, dan ada ratusan warga yang terdampak. Pasca banjir, pihaknya mengerahkan warga untuk bekerja bakti, dan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang terdampak.
“Kita tadi lakukan pembersihan, lalu memberikan logistik dan nasi bungkus. Selain itu, juga bantuan barupa tikar, kasur lipat, popok bayi, dan lainnya, bagi warga yang terdampak,” katanya.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu kemarin meninjau langsung lokasi banjir dengan menggunakan mobil pikap dari Kementerian Sosial. Sebelumnya, ia juga memberikan bantuan.
Mbak Ita –sapaan akrab Plt wali kota—menjelaskan, jika wilayah Mangkang Wetan memang kerap terjadi banjir akibat limpasan Sungai Beringin. Sehingga Pemkot Semarang meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali –Juana untuk melakukan normalisasi. Mbak Ita menyebut ada 475 warga yang terdampak banjir di Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, dan Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.
“Memang belum rampung normalisasinya. Banjir rutin terjadi di Mangkang Wetan. Banjir kemarin terjadi karena limpasan air Sungai Beringin,” tuturnya.
Ia menerangkan, jika saat ini normalisasi Sungai Beringin masih terus dilakukan. Namun, diakui, masih ada beberapa titik lahan yang belum terbebaskan. Pihak kontraktor menargetkan normalisasi selesai pada akhir tahun ini.
“Semalam BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Ketahanan Pangan, para asisten membantu memberikan bantuan, baik air bersih dan sembako. Dari RSWN (Rumah Sakit KRMT Wongsonegoro) juga memberikan bantuan banjir. Seperti Indomie dan telur, serta hari ini (kemarin) ada pampers dan selimut,” paparnya.
Selain di Kecamatan Tugu, lanjut dia, banjir juga melanda wilayah Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan. Menurutnya, daerah cekungan di wilayah ini sudah menjadi langganan banjir. Ia berharap, setelah normalisasi Sungai Beringin selesai, dampak tersebut bisa diminimalkan.
“Akhir tahun ini BBWS berkomitmen untuk menyelesaikan normalisasi. Semoga bisa terealisasi,” harapnya.
Seperti diberitakan kemarin, ratusan rumah di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, dan Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, terendam banjir, Kamis (13/10) sore. Banjir terjadi lantaran curah hujan yang tinggi, di tengah normalisasi Sungai Beringin yang belum rampung. Bahkan, tiang pancang yang digunakan sebagai tanggul atau sheet pale di beberapa titik belum terpasang, sehingga air dari Sungai Beringin tidak bisa dibendung dan menggenangi rumah warga serta Jalan Pantura Semarang-Kendal.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, air mulai menggenangi Jalan Pantura sekitar pukul 15.30. Kemudian air bah menggenangi rumah warga hingga ketinggian 50 sentimeter. Akibatnya, Jalan Pantura sempat lumpuh total, namun berangsur lancar, karena air mulai surut.
“Proyek normalisasi belun rampung. Ada bagian pintu air yang belum ditutup setelah tanggul ditinggalkan, akhirnya air melimpas ke jalan raya dan menggenangi rumah warga,” kata Andra Rizky, warga Mangkang Wetan RT2 RW 1.(den/aro)