31.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mangkang Diterjang Banjir, Ketua DPRD Kota Semarang Sebut Ada Kelalaian Kontraktor

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ratusan rumah di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, dan Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, terendam banjir, Kamis (13/10) sore. Banjir terjadi lantaran curah hujan yang tinggi, di tengah normalisasi Sungai Beringin yang belum rampung.

Bahkan, tiang pancang yang digunakan sebagai tanggul atau sheet pale di beberapa titik belum terpasang, sehingga air dari Sungai Beringin tidak bisa dibendung dan menggenangi rumah warga serta Jalan Pantura Semarang Kendal.

Pantauan RADARSEMARANG.COM, air mulai menggenangi Jalan Pantura sekitar pukul 15.30. Kemudian air bah menggenangi rumah warga hingga ketinggian 50 sentimeter. Akibatnya Jalan Pantura sempat lumpuh total, namun berangsur lancar, karena air mulai surut.

“Proyek normalisasi belun rampung. Ada bagian pintu air yang belum ditutup setelah tanggul ditinggalkan, akhirnya air melimpas ke jalan raya dan menggenangi rumah warga,” kata Andra Rizky, warga Mangkang Wetan RT2/1.

Beruntung, air cepat surut sehingga perkampungan tidak terendam lebih parah. Menurut informasi yang dihimpun RADARSEMARANG.COM, banjir menggenangi ratusan rumah warga di Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, dan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan.

“Tadi kami cek, ada puluhan rumah di Kelurahan Mangkang Wetan RW 1, RT 1, 3 dan 4 yang terdampak. Lalu ada yang di RW 3, 4, dan 7,” kata Camat Tugu Pranyoto.

Menurutnya, banjir terjadi lantaran ada beberapa titik sheet pale yang belum terpasang. Karena melihat air sudah meluber ke perkampungan, akhirnya pihak kontraktor menutup lubang tersebut. “Tadi masih proses pemancangan sheet pale yang saat ini sudah terkendali,” tambahnya

Pranyoto menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan DPU dan BPBD Kota Semarang untuk penanganan pasca banjir. “Saat ini kami dirikan dapur umum di kelurahan. Secepatnya kami akan dropping bantuan,” pungkasnya.

Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman menjelaskan, ada kelalaian dari kontraktor yang melakukan normalisasi Sungai Beringin. Yakni titik simpul yang menjadi pintu air masih dibiarkan terbuka sehingga air sungai tidak terkendali dan masuk ke perkampungan.

“Ini ada kelalaian, harus ada evaluasi. Harusnya titik simpul berupa pintu air ini ditutup dulu, sehingga air bisa dikendalikan. Ini malah ditinggal, padahal cuaca sangat ekstrim dan curah hujan tinggi,” bebernya.

Akhirnya air dari Sungai Beringin ini melimpas dan memasuki perkampungan. Pria yang juga tokoh masyarakat di Mangkang ini menjelaskan, dari laporan yang ia terima ada beberapa titik pintu air yang belum ditutup atau dipasangi sheet pale.

“Ada empat sampai lima titik banjir, yakni di Wonosari Ngaliyan yakni di RW 6 dan 7. Lalu di Mangkang Wetan Tugu, RW 1, 3, dan 7. Laporan rumah terendam masih terus dilakukan,” pungkas dia. (den/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya